2006-05-29

Menyemai kasih setelah Gempa Jogja

Kalau kita baca koran kemarin: "Seorang ayah membunuh kedua putera kandungnya sendiri yang berusia 4 & 8 tahun dgn melemparkannya dari tingkat 15 sebuah hotel di Miami (USA). Seorang gadis ABG di Breda (Holland) dgn tanpa ada alasan apapun juga menusuk punggungnya seorang nenek (71) yang sedang duduk di kursi roda. Di stasiun Berlin (Jerman) seorang teenager melakukan orgi kekerasan dgn menusuk 28 orang yang sedang lalu lalang disana secara random begitu saja hanya just for fun."

Rupanya di dunia ini sudah tidak ada rasa kasih lagi antar sesama manusia, sehingga tepatlah apa yang dinyanyikan oleh The Beatles "All we need is love" Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa banyak sekali lagu maupun puisi yang mencanangkan tentang kasih, tetapi sayangnya ini hanya sebagai lipp service atau pemanis bibir atau sebagai dekorasi di mall saja.

Untuk membuktikan hal ini tidak perlu pergi jauh-jauh bacalah sendiri tayangan di berbagai macam milis, dimana kata-kata kasar maupun jorok sudah merupakan tayangan dan bacaan kita sehari-hari, sehingga terkesan semakin jorok dan semakin kasar kata-kata yang digunakan semakin banyak digandrungi orang.

Dan tanyalah sendiri berita atau film apa yang paling laris di jual ? Ialah berita tentang kekerasan, pornografi, penipuan, korupsi maupun kasus-kasus perceraian para selebritis. Pada saat ini kita lebih mengasihi uang, pangkat maupun kedudukan daripada mengasihi sesama manusia, boro-boro sesama manusia keluarga saja di nomor dua kan.

Demi mengejar uang maupun pangkat kita sudah tidak ada waktu lagi untuk berbagi kasih entah kepada pasangan hidup kita maupun terhadap anak-anak kita sendiri. Tanyalah sendiri kapan kita bersedia meluangkan waktu sejenak bagi mereka ? Kapan kita terakhir kalinya disapa dgn kata-kata yang penuh kasih ataupun pelukan hangat dari orang yang kita kasihi ? Kita tidak bersedia berbagi kasih lagi dgn alasan capek dan lelah karena harus kerja seharian sampai jauh malam ! Boro-boro waktu untuk ngobrol sejenak untuk dengarin saja sudah tidak ada waktu lagi, karena sinetron TV atau tidur jauh lebih penting.

Jawablah dgn jujur kita bisa menulis email, SMS puluhan bahkan sampai ratusan dalam sehari tetapi sayangnya bukan untuk mereka yang kita kasihi. Kita bisa menulis artikel maupun joke untuk teman-teman di milis maupun di kantor, tetapi kenapa tidak bisa menulis satu kalimat saja "I love you" kepada orang yang kita kasihi. Dan tanyalah kapan kita terakhir kalinya menelpon ataupun mengirim SMS kepada orang tua kita sendiri atau kepada orang yang kita kasihi ?

Begitu juga di berbagai macam milis, dengan mudah kita melontarkan kritikan-kritikan pedas dengan kata-kata yang kasar, tetapi jarang sekali kita mau memuji ataupun menghargai tulisan seseorang, rasanya berbagi kasih itu jauh lebih sukar daripada melontarkan kritikan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa di milis ini banyak sekali orang yang memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai ayat-ayat dari Alkitab, sehingga kalau berdebat mengenai topik agama adalah diskusi yang paling seru dan paling panjang. Hanya sayangnya ayat-ayat tsb digunakan sekedar untuk pamer saja, untuk show bagaimana hebatnya pengetahuan sang penulis mengenai agama tertentu bukannya untuk berbagi kasih.

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa yang ada di kolong langit ini bahkan sampai menguasai bahasa malaikat sekalipun juga, tetapi tanpa adanya rasa kasih sama saja seperti juga gong yang berkumadang dan canang yang gemerincing.

Oleh sebab itulah mang Ucup ingin mengajak rekan-rekan dan para pembaca yang budiman untuk berbagi kasih secara nyata, sebab ayat-ayat dalam Alkitab itu bukannya untuk direnungkan ataupun untuk didiskusikan melainkan untuk dipraktekan. Kenapa kita harus berbagi kasih dan mecanangkan hari kasih setahun sekali saja pada hari Valentine, tetapi tidak di hari-hari lainnya.

Pada saat ini begitu banyak sekali saudara kita di Jogya yang membutuhkan bantuan uluran tangan kasih, maka dari itu marilah kita buktikanlah, bahwa kita masih mempunyai rasa kasih dengan membantu mereka sesuai dengan kemampuan kita.

Cinta itu buta, jadi ia tidak mengenal agama, suku etnis maupun ras, jadi kita harus bisa mengasihi orang bukan karena agama yang mereka anut ataupun ras yang mereka miliki, tetapi terhadap sesama manusia, karena kita semuanya ini diciptakan oleh Allah yang sama, jadi kita semuanya ini bersaudara.

Memberikah kasih bukannya dengan nalar melainkan dengan hati nurani kita, janganlah rasa kasih kita itu di kotori dgn praduga yang buruk ataupun dengan kata "jangan-jangan" sebab seperti juga pepatah nila setetes bisa merusak susu sebelanga.

Begitu juga dengan hanya sekedar perkataan "kesian" saja yang kita ucapkan, tidak bisa mengurangi rasa laparnya para korban ataupun mengurangi penderitaan mereka, maka dari itu marilah kita praktekan kata kesian tsb menjadi suatu kasih yang nyata dengan menyemai kasih sebanyak mungkin bagi para korban gempa di Jogya sekarang ini.