2006-08-17

Sumber Kekuatan Gaib membangkitkan energi supranatural yang terpendam

Aliran hikmah dan kejawen sepakat bahwa sumber kekuatan ilmu gaib adalah khodam. Namun kedua aliran tersebut berbeda pendapat mengenai pengertian khodam. Aliran kejawen beranggapan bahwa khodam atau prewangan adalah jenis makhluk tertentu yang memang diciptakan Tuhan untuk membantu manusia. Menurut faham kejawen, khodam bukanlah jin dan bukanlah malaikat, melainkan makhluk gaib khusus yang berfungsi menimbulkan kekuatan supranatural pada manusia sakti atau benda bertuah.

Sedangkan aliran hikmah yakin bahwa "khodam" sebetulnya hanyalah julukan bagi Jin atau Malaikat yang membantu manusia. Pendapat ini setidaknya bedasarkan dua alasan sebagai berikut: Pertama, Khodam dalam bahasa Arab berarti pembantu, penjaga atau pengawal yang selalu mengikuti. Dalam bahasa arab pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun dan body guard juga bisa disebut sebagai khodam.

Kedua, Bukankah dalam Al-Quran sudah diterangkan bahwa Allah hanya menciptakan hambanya dalam tiga bentuk saja, yaitu: Malaikat, Manusia dan Jin. Kalaupun ada yang istilah "khodam", maka tidak lain hanyalah nama alias untuk ketiga jenis makhluk tersebut. Seperti halnya "setan", sebetulnya bukanlah jenis mahluk, melainkan hanya julukan bagi jin dan manusia yang suka berbuat kejahatan. Saya pribadi lebih meyakini pendapat aliran hikmah karena mempunyai alasan yang kuat.

Keajaiban yang ditimbulkan oleh ilmu gaib berbeda dengan mukzijat. Perbedaannya terletak pada prosesnya dan siapa yang menerimanya. Mukzijat hanya diterima oleh nabi/rasul dan prosesnya tanpa perantara, tidak ada perantara malaikat/jin yang menyebabkan nabi Musa bisa membelah lautan dan tongkatnya menjadi ular. Kejadian mukjizat langsung dari perintah Allah "kun fa yakun!". Mukjizat tidak bisa dipelajari atau diusahakan oleh manusia, termasuk nabi, nabi hanya menerima dan tidak berkuasa menolak kekuasaan Allah.

Sedangkan keajaiban yang ditimbulkan ilmu gaib sebenarnya adalah fungsi khodam yang sudah menyatu dengan pemilik ilmu gaib. Misalnya orang yang kulitnya kebal senjata tajam, sebetulnya kulitnya diselimuti enegi gaib oleh khodam sehingga senjata yang hendak menyentuh kulit terhalang dan tidak bisa menembus. Proses ini serupa dengan atmosfer bumi yang ketika ada meteor jauh maka akan mengalami gesekan hingga meteor terbakar dan habis, dengan begitu mahluk bumi menjadi aman dari meteor yang berjatuhan.

Ilmu Gaib bisa dipelajari atau diusahakan. Usaha untuk memperoleh ilmu gaib bisa dengan puasa, wirid mantra, meditasi, pengisian (bila ada guru) dan lain-lain. Khodam yang akan menjadi ruh ilmu gaib pun berbeda-beda tergantung jenis ilmu dan siapa yang mengamalkan ilmu tersebut. Untuk amalan yang murni bersumber dari Al-Quran, IsyaAllah, khodamnya adalah malaikat. Ilmu Kejawen, kebanyakan berkhodam Jin muslim atau jin non-muslim tergantung siapa yang mengamalkannya dan niat memiliki ilmu tersebut.

Sifat Khodam Ilmu Gaib

Saya yakin, sebagian dari Anda menjadi takut mempelajari ilmu gaib setelah tahu bahwa kekuatannya sebetulnya berasal dari makhluk gaib (khodam). Ketahuilah bahwa jin yang menjadi khodam suatu ilmu berbeda sifatnya dengan jin pengganggu. Khodam adalah jin yang bersifat pasif. Dia tidak bisa mempengaruhi pikiran Anda dan tidak bisa menampakan diri.
Meskipun khodam selalu mengikuti Anda, dia tidak akan berkomentar apapun tentang tindakan Anda. Khodam juga tidak bisa berkomunikasi dengan Anda, kecuali Anda menguasai ilmu untuk berkomunikasi dengan khodam. Jadi intinya, meskipun ratusan khodam mengikuti Anda, Anda tetaplah diri Anda yang merdeka, boleh melakukan apa saja sesuka hati. Anda tidak perlu takut dengan khodam karena khodam sepenuhnya hanya akan membantu Anda tanpa minta imblan dan tidak mengganggu.

Mengapa harus puasa dan baca mantra?

Hakekat puasa dalam ilmu gaib adalah untuk mempermudah penyatuan khodam dengan pemilik ilmu. Bukan berarti tanpa puasa ilmu tidak bisa dikuasai. Jika ada guru sakti yang bersedia mengisi Anda, maka Anda langsung bisa memiliki ilmu tanpa melelui proses puasa/ritual. Kekuatan hasil pengisian tergantung seberapa besar kesaktian guru yang mengisi Anda. Sedangkan jika Anda puasa/ritual sendiri, maka kekuatan yang dihasilkan tergantung penghayatan dan kesungguhan Anda dalam menjalani puasa/ritual.

Mantra adalah sarana untuk memanggil khodam. Saat Anda membaca mantra, beberapa khodam yang sifatnya sama dengan mantra yang Anda baca langsung datang mengitari Anda. Khodam-khodam itu tidak bisa lagsung bersatu dengan tubuh Anda karena berlainan materi penyusun tubuh. Jin terbuat dari api (panas) dan Anda terbuat dari tanah (netral), maka agar mempermudah penyatuan khodam dengan diri Anda anda harus mengosongkan perut hingga tubuh Anda lemah dan terasa panas.

Lemahnya tubuh Anda saat berpuasa juga mempermudah penyatuan khodam. Logikanya, tubuh lemah adalah karena kekurangan energi, maka ada kesempatan bagi khodam untuk mengisi kekurangan energi di tubuh Anda.

Ilmu yang sudah ada pada diri Anda bisa bertambah kuat dan juga bisa melemah tergantung kerajinan Anda dalam merawat ilmu tersebut. Merawat ilmu sama artinya dengan menjaga hubungan antara khodam dan Anda. Semakin kuat ikatan antara Anda dan khodam, kekuatan ilmu Anda semakin kuat. Cara merawat suatu ilmu adalah dengan membaca mantranya rutin pada waktu yang ditentukan. Semakin khusyuk dan banyak wirid mantra maka semakin besar pula kekuatan ilmu Anda.

Cara Membuka Pintu Ilmu Gaib

Jika Anda termasuk orang yang sering gagal dalam mempelajari ilmu gaib atau tidak menemukan guru sakti yang bersedia mengisikan ilmu ke tubuh Anda. Maka lakukanlah cara berikut ini. Semoga dengan cara yang saya berikan, Anda akan mudah menguasai ilmu gaib meskipun Anda hanya belajar dari buku. Jika anda tidak mengerti bahasa arab, maka gunakan cara yang kedua. Amalan membuka ilmu gaib, disebut juga amalan untuk untuk ketajaman mata hati.

Cara I, cocok bagi yang senang dengan aliran Hikmah

Selama 40 hari, setiap selesai salat, terutama magrib dan subuh atau ketika Anda selesai salat malam (tahajud), lakukanlah wirid berikut ini.
Membaca Surat Al-Fatihah x 7 ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Membaca Surat Al-Fatihah x 7 ditujukan kepada Syeh Abdul Qodir Jelani
Membaca Ya Sayyidi Ya Rasulullah selama 30 menit dengan khusyuk.
Jika Anda punya waktu, maka Membaca kalimah toyyibah “la ilaha illallah” 3000 kali atau semampunya.

Dengan amalan ini, hati akan terang, pintu ilmu gaib akan terbuka, sehingga Anda akan mudah dalam menguasai bermacam-macam ilmu gaib.

Cara II, cocok bagi yang senang dengan aliran Kejawen

Agar hati selalu memancarkan nur atau cahaya yang mengantarkan manusia pada posisi yang selalu beruntung, terbuka hati dan pikirannya untuk memahami suatu ilmu, maka anda dapat berupaya dengan segala aktivitas yang bertujuan untuk membersihkan hati. Diantara cara itu adalah laku prihatin, semisal puasa dan melakukan ajaran para leluhur untuk menggugah (membangunkan) hati melalui mantra sebagai berikut

Bismillahir rahmaanir rahiim
Ati–ati siro tangi
Amoco layang puspo kati
Sanyang surya sanyang sasi
Byar padhang badan jasmani
Padang saking kersaning Allah
La ilaha illallah Muhammadur rasulullah.

Mantra ini dibaca pagi hari di depan rumah sembari menanti terbitnya matahari dan sore hari sambil menanti datangnya waktu mahrib. Dan orang-orang tua zaman dulu yang mengamalkan Doa Padhang Ati ini mengawalinya dengan puasa mutih selama 7 hari. Mutih adalah tidak makan makanan yang berasal dari mahluk bernyawa/binatang.

Mempertajam Indera ke-6

Amalan dibawah ini berguna untuk mengasah kepekaan indera ke-6 atau intuisi kita. Semakin peka berarti semakin kita mampu merasakan hal-hal gaib yang manfaatnya dapat melihat alam astral, menangkap firasat baik/tidak baik, tahu orang jahat/baik dll.

Amalannya :
- Astagfirullah hal adzim 100X
- Shallallaahu alaa Muhammad 100X
- Lahaula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim 100X
- Ya Allah ya Qadim. 100X

Doa tersebut dibaca seusai shalat 5 waktu, lebih baik lagi jika disertai puasa 7 hari dan membiasakan dibaca setiap shalat tahajud.

Insya Allah jika dilakukan dengan khusyu akan muncul gejala dalam tubuh berupa kepekaan seperti melihat mahluk astral, tubuh bergetar, merasa melayang, sering mendapat firasat dll.

Halusinogen Membantu dukun meramal

Halusinogen atau zat pemicu halusinasi yang banyak disalahgunakan oleh sebagian remaja kota besar dalam zaman modern ini, ternyata telah dikenal masyarakat tradisional zaman dulu. Zat itu sering terdapat dalam tanaman, seperti kecubung, kaktus peyote yang mengandung meskalin, jamur yang mengandung psilocybin, DMT (dimetiltriptamin, zat sintetik), STP sintetik halusinogen yang efeknya seperti LSD (lysergic acid diethykamid), dan amfetamin.

Adalah hutan hujan Amazon dan lembah Orinoco, yang terletak di Kolumbia dan Equador, tempat tumbuh sejenis tanaman anggur rambat yang oleh para ahli botani disebut Banisteriopsis caapi. Bila batangnya direbus atau direndam air kemudian diracik dengan bahan-bahan alamiah lainnya, hasilnya adalah bahan halusinogenik yang mereka sebut Yaje (baca: ya-hei) atau Ayahuasca - Anggur bagi sang Jiwa.

Membantu dukun meramal

Anggota masyarakat modern banyak yang terjerumus menggunakan zat halusinogen sebagai "gerbang ajaib" untuk melarikan diri dari kenyataan pahit kehidupan. Dengan cara penggunaan yang cenderung salah, yang didapatkan justru "perjalanan" yang tidak bisa diramalkan, tidak menyenangkan, bahkan berakibat kematian.

Lain halnya dengan masyarakat terasing di Amazon.
Dalam tradisi mereka telah terbentuk kepercayaan dasar yang menganggap suci upacara minum Yaje. Amaru atau dukun wanita, kendi tempat abu sembahyang, dan roh di alam semesta adalah bagian dari kenyataan.

Setelah meminum Yaje, biasanya mereka merasakan satu atau beberapa gejala mulai dari pusing, berkeringat, gemetar, kejang, mual, muntah yang berkepanjangan, diare hebat, mengalirnya lendir dari hidung, terteror rasa takut, dan dorongan bertindak agresif. Tapi setelahnya? Sungguh luar biasa, pemakai akan merasa berpindah ke dunia maya tanpa batas yang menakjubkan, sejelas pemandangan dalam kehidupan nyata.

Demikian juga pada sang dukun pemimpin upacara. Berkat rohnya yang "bebas menjelajah", ia mampu melihat dan berkomunikasi dengan nenek moyangnya, para dewa, roh berbagai binatang, bahkan manusia prasejarah. Terbuka pula kesempatan baginya untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, mulai dari pemahaman terhadap alam semesta hingga jawaban atas bermacam-macam teka-teki tertentu.

Di antaranya, untuk mengetahui pengobatan yang harus diberikan terhadap pasien, mengetahui ciri-ciri dan identitas pelaku kejahatan yang tak kunjung terungkap, menemukan barang-barang yang hilang, menentukan daerah perburuan, atau menemukan jalan keluar atas masalah yang dialami masyarakatnya.

Yang luar biasa, ia juga mampu melongok ke masa depan. Dukun yang terlatih tak hanya bisa mengatur kemampuan pandangnya sendiri, juga gambaran yang dilihat oleh muridnya, ataupun orang biasa sesama peserta upacara Yaje. Bahkan ia bisa saja memanfaatkan kebebasannya untuk menyusup ke dalam tubuh hewan tertentu.

Akibat lain adalah memberikan kemampuan "terbang". Meski mungkin bukan dalam arti harafiah. Namun terkadang, dengan penjelasan yang sangat meyakinkan, banyak orang percaya apa adanya. Merasa bisa terbang sebenarnya sebuah fenomena yang sudah seringkali terdengar. Coba saja, bukankah sampai kini gambaran penyihir menunggang sapu terbang tetap hidup?

Diperkirakan, halusinasi "terbang" itu akibat olesan ajaib yang diborehkan di tubuh yang meresap ke dalam tubuh melalui luka di kulit. Masalahnya, bila tak ada luka di kulit, obat ajaib itu tentu harus dimakan. Namun, berhubung rasanya tidak enak, maka hanya ada satu cara memasukkan obat itu ke dalam tubuh yaitu melalui liang peranakan. Bisa jadi dari sini muncul gagasan samaran tukang sihir yang duduk di sapu terbang itu.

Pengalaman suprantural bukanlah monopoli dukun. Bahkan Yaje pun demikian populer di luar kalangan masyarakat Amazon. Ahli etnobotani dari Harvard, Wade Davis, pernah tinggal di Amazon selama lebih dari setahun, atas permintaan Profesor Richard Evans Schultes, perintis dan pakar yang masyhur dalam psikofarmakologi (ilmu yang mempelajari zat-zat halusinogen). Dari sang profesor ia mendapatkan beberapa tips yang salah satunya adalah untuk, "Jangan pernah pulang sebelum mencoba Yaje".

Memang, bagi beberapa kelompok masyarakat di Amazon, minum sedikit Yaje biasa mereka lakukan di banyak kesempatan dengan beragam tujuan. Bagi mereka, Yaje adalah "obat" yang potensial mengobati gangguan fisik dan mental.

Bagi prajurit, efek agresifitasnya dinilai sangat bermanfaat di medan perang. Sedangkan dengan sedikit menggunakan Yaje para pemburu merasa nalurinya lebih tajam dan kemampuan pandang di malam hari meningkat. Tentu saja karena terbukti Yaje memperbesar pupil mata.

Suku Amahuaca yang terkenal ahli berburu menghubungkan kepekaan mereka saat berburu dengan kemampuan melihat roh binatang setelah minum Yaje sehingga mereka bisa mempelajari gerakan dan kebiasaan hewan buruannya. Sedangkan suku Tukanoan menggunakan Yaje untuk berkomunikasi dengan nenek moyang mereka dan menjelajahi langit. Dalam catatan Davis untuk Richard Evans Schultes tentang suku Kofan, "Yaje adalah sumber semua pengetahuan pada seluruh masyarakat. Minum Yaje berarti belajar. Dari sinilah setiap orang beroleh kekuatan dan tuntunan hidup."

Komunikasi dengan makhluk luar bumi
Sebagian besar pengalaman di bawah pengaruh Yaje itu sebenarnya bisa diterima akal karena cocok dengan latar belakang keyakinan budaya dan kemauan subyektif yang kuat dari si pelaku. Namun ada beberapa aspek aneh yang sulit dimengerti.

Bila kebanyakan halusinogen menghasilkan gambaran yang sangat variatif antara satu orang dengan yang lainnya, tidak demikian dengan Yaje. Bahkan pada pemakai baru yang tidak mengenal baik tradisi budaya Amerika Selatan, Yaje juga memberikan gambaran halusinasi yang sama, berupa harimau atau ular besar.
Kenyataan ini sudah lama menjadi tanda tanya bagi para psikolog. Ada yang berpendapat, gambaran ini mungkin akibat simpanan memori yang diturunkan secara genetik, berupa isyarat rasa takut yang tertanam jauh di dalam gen manusia, yang dimunculkan kembali oleh Yaje.

Ketika gambaran perjalanan Yaje dituangkan dalam bentuk riil lukisan oleh pada seniman lokal, gambar-gambar yang dihasilkan seperti sudah standar. Seorang etnobotani malah berpendapat, "Orang yang melihat seniman sedang melukis atau cukup hasil karyanya akan bisa berkomentar: 'Oh, ini gambar yang dilihat setelah meminum tiga gelas Yaje.'" Atau barangkali dua, atau empat gelas.

Penglihatan akibat Yaje punya kesamaan lain. Orang yang mengalaminya dapat memasukkan pikirannya ke benak orang atau makhluk lain. Kemampuan itu berasal dari senyawa dalam anggur Banisteriopsis - yang sekarang disebut harmine. Pantaslah semula mereka menjulukinya telepathine. Wade Davis pun tak heran, dukun mampu menyihir binatang di hutan untuk datang "menyerahkan diri" sebagai hewan persembahan.

Ahli psikofarmakologi yang telah menyelidiki obat DMT
(terkandung dalam tanaman-tanaman lain untuk membuat Yaje dan menjadi aktif bila diminum dengan harmine), mencatat sejumlah laporan mengenai "bahasa gambar" - penyampaian isi pikiran, konsep, dan kata-kata dalam ujud gambar tiga dimensi.

Tak heran bila kemudian orang zaman dulu yakin, halusinogen pada tanaman dan jamur memang mengandung kekuatan supranatural. Di masyarakat suku tradisonal tertentu, kepercayaan itu sampai kini tetap bertahan.

Dari mana pun asalnya, halusinogen nampaknya memang bertindak sebagai pemicu munculnya pengalaman dan kemampuan perseptif yang potensinya sudah ada di otak. Buktinya, praktek dukun, misalnya, tidak selalu tergantung pada obat-obatan. Banyak dukun mendapatkan kondisi "tak sadar" cukup dengan memukul genderang. Irama genderang yang berulang dalam jangka waktu lama akan mengganggu sirkuit otak sehingga menyebabkan perubahan indera penerimaan yang tidak berbeda jauh dengan yang dibangkitkan oleh zat-zat psikoaktif. Hal yang sama sebenarnya juga dilakukan mereka yang mempraktekkan meditasi, tari-tarian yang hiruk pikuk, mantera meditasi, ataupun berpuasa dengan tujuan meningkatkan kemampuan mental mereka.

Melihat suara
Kondisi khusus di mana orang bisa memproyeksikan pikirannya pada orang lain, sebenarnya dapat dijelaskan dengan ringkas. Banyak halusinogen dikenal sebagai penyebab berbagai tahap synaesthesia, yaitu terbentuknya gambaran menurut indera tertentu akibat rangsangan indera lain. Dalam kondisi orang bisa mengaku mampu "mendengar" warna, "mengecap" bentuk, ataupun "melihat" suara. Selama upacara Yaje, seorang dukun biasanya menyanyi. Melalui respon synaesthesia, peserta upacara mungkin saja dengan gamblang "melihat" semua lirik lagu dalam bentuk benda tiga dimensi.

Pada beberapa orang, synaesthesia malah merupakan kemampuan permanen, semacam indera tambahan yang dibawa sejak lahir. Dalam penyelidikan tentang synaesthesia, ditemukan bahwa ada keseragaman dalam indera penerimaan mereka. Not B-mol, misalnya, selalu memunculkan warna hijau, sedangkan A-kruis dikenali sebagai kuning. Hasil lainnya adalah synaesthesia sering muncul dalam satu garis keluarga, meski para peneliti masih belum memahami dengan tepat bagian apa dalam gen yang menyebabkannya. Namun ada kemungkinan lain, siapa tahu synaesthesia bukanlah bakat aneh, namun potensi yang terdapat pada manusia umum. Mereka yang mampu mengalami synaesthesia barangkali tidak mempunyai zat dalam gen yang mampu menghambat munculnya kemampuan itu.

Maka wajar bila ada dugaan, warna-warni cat yang dicoretkan pada wajah ataupun kostum peserta upacara masyarakat tradisonal sesungguhnya adalah refleksi riil dalam proses synaesthesia.

Serupa menjelang tidur
Perubahan kesadaran sesungguhnya sering terjadi dalam berbagai tingkat tidur. Begitu seseorang berpindah dari kondisi sadar menjadi tidur, ia memasuki kondisi hypnogogic, di mana pola paling umum yang terlihat adalah bentuk-bentuk geometris. Semua ini juga terjadi bila orang mengkonsumsi obat halusinogen. Reaksi ini muncul karena adanya letupan sel secara acak di sistem saraf - akibat gangguan alamiah di otak saat kondisi sadar normal mulai hilang. Selain itu, banyak pula yang juga melihat bayangan wajah berkelebat, "mendengar" namanya dipanggil-panggil, mendengar bunyi-bunyian secara acak atau potongan bagian musik, percakapan atau pembacaan puisi, bahkan, meski sedikit, mencium aroma bunga atau makanan.

Sebaliknya, pada periode antara tidur dan sadar kembali, pikiran berada dalam kondisi hypnopompic. Orang yang merasakannya serasa mengalami "mimpi sadar", mimpi yang
meramalkan keadaan di masa depan.

Lepas dari fakta bahwa banyak halusinogen yang mendatangkan pengalaman "seperti mimpi", banyak mimpi yang mendatangkan pengalaman khas halusinogen. Indera makin kuat, bahkan beberapa mimpi bisa mendatangkan kebijaksanaan dan perasaan "menyatu" dengan alam semesta.

Sedangkan fenomena mimpi seperti akibat halusinogen, yang sering disebut "mimpi tinggi", semula diasumsikan terbatas terjadi pada orang yang pernah menggunakan obat-obatan psikoaktif. Jadi, mimpi itu semacam "memanggil" kembali pengalaman yang pernah dialaminya.

Namun, penelitian lebih lanjut mengungkapkan sejumlah kasus di mana tanpa obat pun pelaku tetap dapat merasakan "mimpi tinggi". Sedangkan penggunaan halusinogen setelahnya menghasilkan laporan, hanya sedikit perbedaan antara kedua pengalamannya dengan atau tanpa obat. Kesimpulannya, halusinogen tidak memberikan pengalaman, tapi hanya memicu potensi yang telah ada di dalam pikiran.

Selama ini orang sering menganggap, pengalaman halusinogen dan mimpi biasa nilainya tetap lebih rendah dibandingkan pengalaman "nyata". Tapi ada pendapat, tidakkah pengalaman dalam kondisi mental berubah tadi justru salah satu cara membebaskan manusia dari pola pikir yang kaku? Bukankah dalam kondisi ini kita mampu mengakses semua jenis kemampuan kita yang tersembunyi, bahkan yang belum kita pahami?

Banyak antropolog yakin, mula-mula halusinogen digunakan untuk memperkenalkan manusia pada dunia mistis, dunia roh, kemampuan magis, dan pengetahuan tentang dunia maya yang lain. Namun, ada pula yang berpendapat, zat halusinogen alami itu memegang peran penting dalam evolusi kemampuan pikir manusia. Benarkah?

Peranan Hypnosis Dalam Motivasi dan Empowerment

Akhir-akhir ini banyak sekali pelatihan motivasi mulai dari Anthony Robbins yang terkenal dengan Fire Walking nya, Get Your AlphaPower yang diselenggarakan oleh Mind Technology, pelatihan NLP (Neuro Language Program), Ari Ginanjar dengan ESQ nya, dari yang menggunakan pola pendekatan moderen sampai dengan spiritual religius, di mana semua pelatihan tersebut bertujuan untuk membangkitkan motivasi dan pemberdayaan diri manusia.

Dan apa yang rata-rata diperoleh dari pelatihan tersebut? Meningkatnya rasa percaya diri, kita menjadi orang yang selalu berpikir positif, berpikir lebih bijak dalam menghadapi "kenyataan". Dapat menstimulasi diri sendiri untuk lebih 'kuat' dalam menghadapi situasi (apapun) yang mungkin tidak menguntungkan dengan cara yang lebih arif. Selain itu juga, mampu memberdayakan diri sendiri untuk menghadapi masalah penyakit medis dan non medis.

Tujuan umum dalam pembangkitkan motivasi dan empowerment (pemberdayaan diri) adalah agar terjadi suatu keselarasan atau kesimbangan pikiran, jiwa maupun mental dalam diri kita sehingga kita mampu mengimbangi situasi dan kondisi lingkungan sehari-hari yang mungkin dapat mempengaruhi perilaku kita. 'Selaras', sehingga mental kita lebih kuat dan bijak dalam menyikapi masalah kehidupan sehari-hari. Kita dapat lebih tenang dalam berpikir maupun bertindak. Selalu berpikir positif. Meskipun dalam situasi lingkungan yang tidak mendukung, perilaku dan aktivitas kita tidak terganggu.

Mengenai motivasi itu sendiri secara bebas mungkin dapat dikatakan sebagai suatu 'iming-iming' atau sasaran yang membuat kita dengan segenap pikiran, jiwa dan raga kita akan berusaha apapun untuk medapatkan 'iming-iming' tersebut.

Setiap orang pasti mempunyai motivasi, positif maupun negatif, kecuali dia memiliki problem kejiwaan (sakit jiwa). yang dimaksud dengan 'positif' adalah sesuai dengan kaidah, tatanan, etika yang berlaku umum saat itu, dan sesuai dengan ajaran-ajaran yang mengajarkan kebajikan seperti agama, budi pekerti dsb. Sedangkan yang dimaksud dengan 'negatif' adalah kebalikannya atau bertentangan dengan hal di atas.

Dalam suatu masalah perilaku atau mental (diluar aspek etika, keagamaan, budi pekerti dll.), asalkan dia mengerti motivasi sebenarnya dan dia melakukan tindakan sesuai motivasinya, maka orang ini tidak akan bermasalah secara kejiwaan ataupun mental.

Setiap masalah motivasi selalu dikaitkan dengan perilaku atau tindakan. Ada empat kategori untuk hal itu:

Pertama:

Keadaan yang ideal. Kita mengetahui motivasi kita yang sebenarnya dan sehingga tindakan/ perilaku kita sesuai dengan motivasi kita.
("Saya tahu apa yang saya mau")

Contoh:
Seorang pegawai yang akhir-akhir ini selalu bekerja lembur karena termotivasi karena istrinya akan melahirkan anak pertama sehingga membutuhkan biaya persalinan. Si pegawai tidak bermasalah meskipun dia harus bekerja lembur, karena terbayang di pikirannya suatu kebahagiaan untuk memiliki anak pertama. Dia akan bekerja sukarela dan dengan senang hati. Orang-orang di sekelilingnya pun tidak ada masalah dengan dirinya.

Seorang mafioso melakukan pembunuhan dan perampokan di mana-mana, karena termotivasi untuk mendapatkan uang yang banyak dan kekuasaan. Sang mafioso juga tidak ada masalah dengan mental atau perilakunya, karena meskipun dia melakukan pembunuhan, motivasinya adalah berkuasa dengan cara seperti ini. Pada dasarnya dia memang menyukai hal itu. Jelas, dia tidak diterima oleh lingkungan, tetapi untuk lingkungan kecil atau kalangan bandit mungkin dia diterima.

Kedua:

Kita mengetahui motivasi kita yang sebenarnya namun oleh karena berbagai macam hal, tindakan/ perilaku kita tidak sesuai dengan motivasi kita, atau tindakan/ perilaku kita tidak sesuai dengan tatanan yang berlaku atau salah. (dalam bahasa jawa dikatakan 'nyeleneh').
("Saya tahu tetapi sulit")

Contoh:
Seorang remaja ingin bebas dari masalah tekanan dari orang tuanya maka dia melarikan diri ke narkoba agar masalahnya selesai. Motivasinya benar bahwa dia ingin bebas, namun tindakannya selah sehingga menyebabkan suatu permasalahan.

Seorang mencuri uang karena ingin membahagiakan istrinya. Sudah benar bahwa motivasinya ingin membahagiakan istri, namun tindakannya tidak benar.

Orang terpaksa bekerja di tempat yang menurutnya tidak sesuai dengan hati nuraninya Dia terpaksa melakukannya karena motivasi ekonomi.

Seseorang ingin menurunkan berat badan, tetapi tetap saja makan berlebihan.

Ketiga:
Kita tidak mengetahui motivasi kita yang sebenarnya. Yang kita pikirkan hanya proses tindakannya saja. Yang penting tindakannya tidak negatif.

("Saya dapat bertindak apa saja asalkan benar dan tidak negatif meskipun saya tidak tahu saya mau apa, pokoknya kerjakan saja" - untung-untungan)

Untuk kategori ini mungkin tidak akan menjadi masalah kalau dia merasa bahwa apapun yang terjadi memang demikianlah adanya (pasrah). Syukur-syukur kalau berhasil, tetapi kalau gagal memang demikian adanya terima saja.

Pada orang-orang tertentu mungkin tidak dapat seperti ini. Meskipun dimulut mengatakan bahwa kalau gagal memang demikian adanya, tetapi dalam hatinya bergejolak luar biasa.

Seperti anak ayam kehilangan induknya, dia akan menciap-ciap terus karena tidak tahu harus apa.

Kategori ini berpotensi untuk mengalami masalah perilaku yang muncul (biasanya terjadi belakangan) bila si pelaku mengalami guncangan emosional.

Contoh:
Seorang bersedia bekerja apapun meskipun dia harus kerja siang malam tanpa henti. Jika ditanyakan mengapa dia bekerja seperti itu, dia akan menjawab "Ya ..., entahlah, senang saja". Dia merasa tidak ada masalah dengan tindakannya karena hanya berorientasi pada proses tindakannya saja.

Sekarang bayangkan, jika suatu saat terjadi suatu pemutusan hubungan kerja di tempat kerjanya. Jika dia pasrah terhadap keadaan, maka perubahan apapun dalam lingkungan kerjanya tidak akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dan dia mungkin akan mencari pekerjaan lain.

Ternyata, tidak semua orang dapat pasrah dengan keadaan itu. Dia akan 'sakit', dimana perilakunya akan terganggu seperti menjadi stress, depresi atau masalah yang lainnya. Dia akan menjadi orang 'pesakitan'. Setiap waktu hanya mengeluh, mengeluh, dan mengeluh.

Bayangkan kalau dia tidak kuat menghadapi hal tersebut (ini kasus yang sering terjadi), secara penampilan mungkin tidak terlihat, tetapi mulai saat itu dia mulai terjangkit penyakit medis seperti diabetes atau darah tinggi dan sebagainya.

Keempat:

Kita tidak mengetahui motivasi kita sebenarnya sehingga tindakan/ perilaku kita pasti salah karena tidak sesuai dengan motivasi kita sebenarnya. Kalaupun terlihat tindakannya benar, sebenarnya hanya kamuflase saja karena belum tentu kita merasa benar-benar puas.
("Saya tidak tahu apa yang saya mau" - terlalu berandai-andai, berasumsi, dan 'untung-untungan')
Umumnya kategori ini juga berpotensi menimbulkan masalah baru sehingga membuat permasalahan yang tadinya sederhana menjadi lebih kompleks dan rumit.

Contoh:
Seseorang istri mengurangi makannya secara berlebihan supaya kurus karena dia beranggapan bahwa kalau makan banyak berarti tidak sehat. Setelah dilakukan terapi, ternyata motivasinya untuk kurus karena ingin menjadi pusat perhatian dengan bentuk badan yang baru.

Secara pribadi, orang dalam kategori pertama, baik secara jiwa, mental dan perilaku, sama sekali tidaklah bermasalah. Tidak peduli motivasinya positif atau negatif. Perbedaannya, jika dia motivasinya positif, dia akan diterima lingkungan. Sedangkan jika motivasinya negatif mungkin hanya diterima pada kalangan atau lingkungan tertentu saja tetapi dia tetap nyaman.

Demikian pula dalam hal medis. Seseorang yang secara medis terkena diabetes, dia tahu bahwa hidup ini harus dijalani apa adanya dan sadar bahwa manusia memang banyak cobaan. yang penting bagi dia adalah hidup berbahagia. Oleh karena dia tahu motivasinya ingin bahagia, dia tidak terlalu memikirkan diabetesnya. Dia berobat seperti biasa, dan perilakunya pun tidak terpengaruh. Dia tetap seperti biasanya, aktivitasnya normal-normal saja tanpa ada rasa stress atau depresi.

Pada kategori kedua, ketiga dan keempat inilah biasanya terjadi suatu masalah mental dan perilaku seperti contoh-contoh di atas. Sangat berbeda jika orang dalam contoh kasus di atas, seperti pada kategori tiga, dia mengetahui motivasi dia sebenarnya. Tentunya dia tidak perlu menjadi orang "pesakitan" yang tiap hari selalu mengeluh. Dia akan segera berpikir ke depan dan positif untuk berusaha yang lainnya dimana motivasinya adalah untuk hidup bahagia.

Lihat seperti contoh kasus yang muncul sejak tahun 1998, banyak sekali orang yang terkena PHK malahan dapat menjadi pengusaha yang sukses karena mempunyai motivasi positif yang jelas dan mampu memberdayakannya.

Apa yang mempengaruhi motivasi sehingga berakibat pada perilaku kita?

Situasi dan kondisi kota besar dan kemajuan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi suasana dan kondisi lingkungan sekitar kita. Secara langsung atau tidak, baik ataupun buruk, hal ini mempengaruhi mental dan perilaku kita. Akibatnya, mungkin saja secara tidak sadar motivasi jadi berubah, atau kita tidak sempat/ tidak mampu untuk memberdayakan motivasi kita yang sebenarnya. Sekarang, tergantung pada sikap kita sendiri, mampukah kita mengatasi/ mengimbanginya tanpa adanya perubahan mental dan perilaku karena kita tetap berpendirian teguh pada motivasi kita sebenarnya? atau “tune in” dalam lingkungan itu sehingga perilaku dan sikap kita tidak terganggu dalam menghadapinya meskipun kita tetap mengacu pada motivasi kita yang sebenarnya? atau kita dapat memandang hal itu dengan sikap bijak? atau kita hanyut dengan kondisi tersebut karena sudah tidak peduli dengan motivasi awal kita? atau kita tidak mampu mengimbangi dan selaras sehingga kita frustasi terhadap keadaan ini karena kita terlalu bersikukuh dengan motivasi kita sebenarnya?.

Banyak masalah-masalah mental dan perilaku yang muncul karena adanya pengaruh langsung maupun tidak langsung dari lingkungan sekeliling kita. Seseorang menjadi stress karena merasa tidak tepat berada di lingkungan kerjanya atau lingkungan tempat tinggalnya, tetapi dia tidak dapat melepaskan diri dari pekerjaannya karena adanya tuntutan ekonomi sehingga mau tidak mau dia harus berada di sana.

Mungkin masalah-masalah tersebut tidak terjadi jika kondisi kita berada dalam suatu lingkungan yang amat kondusif, sangat aman, tentram dan nyaman seperti pada suatu pedesaan yang tenang, aman, tentram seperti di cerita-cerita dongeng. Tetapi apakah kehidupan di era globalisasi, terutama di kota besar, dapat seperti itu? Manusia dituntut untuk saling bersaing bagaimanapun bentuk dan caranya, sehingga rasa cemas, rasa stress, atau depresi dapat muncul kapan saja.

Lalu harus bagaimana? Apa yang terjadi bila tidak mampu untuk 'selaras' dengan lingkungan ? Dan bagaimana caranya agar 'selaras'?

Motivasi dan pemberdayaan diri sendiri menjadi modal utama. Dengan patokan ini kita berupaya agar kita tidak merasa tertekan, tidak merasa stress, atau tidak frustasi dalam menghadapi situasi lingkungan yang seperti itu, yang penuh dengan kompetisi (sehat maupun tidak sehat), sesuai atau tidak sesuai dengan hati nurani.

Kalau tidak mampu, maka kita menjadi “sakit” yang disebabkan oleh karena lingkungan itu sendiri.

Dan mungkin kita akan berkata 'lingkungan kita sangat ganas'. Tetapi dengan kemampuan kita selaras dengan lingkungan membuat kita seolah-olah merasa sudah 'menjinakkan' lingkungan tersebut sehingga mental dan perilaku kita tidak ada masalah.

Dalam hal ini, motivasi dan pemberdayaan diri ini menjadi penting dalam proses 'pencegahan dan penyembuhan' suatu “penyakit" perilaku dan mental. Dengan memiliki motivasi yang jelas (bagi diri sendiri) membuat kita menjadi bijak.

Dengan kepala dingin kita dapat menyelesaikan suatu masalah dengan lebih baik karena kita dapat memilah antara mana yang efeknya akan merugikan dan menguntungkan diri kita, memilah mana yang negatif dan mana yang positif, baik atau buruk dan seterusnya sehingga kita dapat menentukan tindakan apa yang sesuai dengan diri dan motivasi kita.

Selain "penyakit perilaku dan mental", motivasi dan empowerment juga menjadi penting dalam hal proses penyembuhan suatu penyakit medis. Seperti telah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya mengenai “Hypnotherapy sebagai alat bantu proses penyembuhan”, proses penyembuhan akan berjalan lancar jika motivasi untuk sembuh juga besar. Dengan kejelasan suatu motivasi, "Saya ingin sembuh dari penyakit ini karena saya termotivasi ingin membuat keluarga saya tetap bahagia", maka secara otomatis kita akan melakukan pemberdayaan diri sendiri untuk sembuh dan mencapai motivasi yang diharapkan.
Pertanyaan selanjutnya, “Bagaimana motivasi dan empowerment itu dibangkitkan lalu dipertahankan?”
Beberapa keluhan yang sering muncul adalah berasal dari kategori kedua, ketiga dan keempat diatas.
“Kepala saya pening terus. Saya ingin sembuh dan ingin aktivitas saya tidak terganggu oleh hal ini, saya sudah mencobanya tetapi sulit sekali”, “Saya ingin bebas dari masalah yang mengganggu aktivitas saya, namun sulit sekali”. Dan semakin sulit untuk mengatasinya, biasanya orang tersebut semakin frustasi, sehingga menimbulkan masalah yang lebih kompleks, bahkan bisa merambat ke arah penyakit medis seperti darah tinggi, asam urat, dan sebagainya.

Pada kasus lainnya, seseorang ingin menurunkan berat badan tetapi sulit sekali karena masih senang makan banyak. Umumnya dia sendiri tidak mengetahui apa motivasi sebenarnya (ini kasus yang sering muncul) yang membuat dia ingin menurunkan berat badan. Motivasinya telah tertutupi oleh keinginan makan yang banyak.

Memang, sangat mudah mengatakannya di mulut ‘”Saya ingin bebas dari masalah ini”, namun tindakannya tidak mencerminkan keinginan tersebut. Mencari pelarian dalam rangka membebaskan diri dari masalah tersebut mungkin dapat dilakukan, seperti makan yang berlebihan, narkoba, minuman keras, dan lain-lainnya. Tetapi perlu diperhatikan, pelarian tersebut belum tentu membebaskan dia dari masalah utamanya sehingga di lain waktu "penyakit" itu kambuh lagi. Selain itu juga berbahaya karena ditengarai kemungkinan timbulnya masalah baru yang menyebabkan permasalahan yang sebenarnya sederhana menjadi lebih kompleks.
Hal yang sering terjadi, dimulut bilang A di hati ternyata Z.
Berbeda dengan seseorang yang sangat jelas dan paham motivasi dirinya. Secara otomatis dia akan melakukan suatu pemberdayaan sedemikian rupa sehingga mencapai apa yang diinginkannya.
Seorang yang ingin menurunkan berat badan karena motivasinya ingin menyenangkan pasangannya. Secara otomatis, dia akan bertindak atau berperilaku apapun yang membuat pasangannya senang termasuk untuk menurunkan berat badannya.
Atau, seperti contoh kasus dalam kategori tiga di atas, jika orang tersebut mengerti bahwa misalkan motivasinya adalah ingin membahagiakan keluarganya, tentunya dia akan memberdayakan dirinya untuk segera mencari pekerjaan lainnya. Dapat kita lihat berapa contoh, banyak orang-orang yang malahan sukses setelah masa krisis tahun 1998.
Atau dalam hal medis, sesesorang atlit ingin segera sembuh dari penyakitnya saat ini, karena termotivasi bahwa bila dia sembuh akan dapat bertanding dalam suatu kejuaraan yang sudah lama dia idam-idamkan. Si atlet tentunya akan melakukan pemberdayaan sedemikian rupa, seperti melakukan latihan ringan yang dapat membantu mengobati penyakitnya, mengikuti saran dokternya dan sebagainya. Bayangkan kalau dia tidak termotivasi, mungkin si atlet akan malas melakukan hal itu semua.
Dalam hal sehari-hari, seorang anak rajin ke sekolah karena termotivasi untuk bertemu pacarnya di sekolah bukan untuk belajar. Dan masih banyak lagi.
Sebenarnya, membangkitan motivasi dan memberdayakannya dapat dilakukan oleh kita sendiri kalau kita dapat berpikir jernih, pikiran kita sedang tenang maupun santai. Namun apakah kondisi lingkungan kita dapat membuat kita berpikir jernih dan tenang kalau setiap hari kita selalu diburu-buru oleh pekerjaan dan aktivitas kita? Tidak semua orang dapat melakukannya.
Dalam suatu proses hypnotherapy oleh seorang Hypnotherapist profesional, melalui teknik dan metoda tertentu, seorang klien diberikan terapi agar dia benar-benar 'clear' dengan motivasi dirinya yang sebenarnya. Dengan kejelasan motivasi ini, maka klien, tanpa perasaan kritis dan analitis dan tanpa perlu ragu, akan melakukan pemberdayaan diri dalam rangka mencapai motivasinya. Tingginya motivasi untuk menyelesaikan 'penyakit' atau masalah yang dimilikinya, membuat klien melakukan pemberdayaan sedemikian rupa sehingga proses 'penyembuhan' atau pemecahan masalahnya dapat berjalan lancar.
Selain memperjelas motivasi, seorang hypnotherapist dapat juga memberikan sudut pandang baru agar klien yang tadinya memiliki motivasi negatif bergeser sehingga memiliki motivasi baru yang positif dan memberikan pandangan mengenai nilai-nilai baru.
Seorang Hypnotherapist bukan seorang cenayang, ataupun peramal atau orang yang memiliki kesaktian yang dapat membangkitkan suatu motivasi dalam sekejap seperti tukang sulap dengan hanya membalikkan telapak tangan. Tidak semua hal dapat dilakukan seperti itu. Ingat, jiwa manusia sangat unik. Seperti telah disebutkan, tiap orang dapat saja bereaksi berbeda dalam suatu permasalahan yang persis sama. Dalam suatu pemberdayaan untuk mencapai suatu motivasipun, orang masih dapat berubah.
Bagaimana membangkitkan motivasi seorang klien sehingga dia melakukan pemberdayaan, merupakan tantangan tersendiri bagi seorang hypnotherapist (Proses ini disebut dengan proses 'hypno-therapeutic')
Dalam hal penyakit medis, seperti halnya yang telah dilakukan oleh para pakar hypnotherapist, proses therapeutic juga dapat mengurangi penyakit medis seorang klien secara berangsur. Klien dapat mengatasi masalah mentalnya dengan pikiran yang lebih jernih dan lebih positif.
Sebenarnya, metoda hypnotherapy seperti ini sudah dilakukan oleh pemuka-pemuka agama (seorang kyai atau ustad, seorang pendeta atau pastor, seorang bhiksu, maupun seorang konselor, dan sebagainya) dalam kegiatan-kegiatan mereka membangun nilai-nilai pekerti yang luhur. Tujuannya sama, meskipun pendekatan tekniknya berbeda, dimana mereka menggunakan penekanan religius spiritual, membimbing klien agar klien menyadari motivasi dirinya yang sebenarnya dan melakukan pemberdayaan sesuai motivasinya sesuai dengan nilai dasar yang dimiliki.
Seorang hypnotherapist profesional, meskipun dia bukan seorang konselor, bukan seorang psikiater, bukan seorang psikolog, bukan seorang dokter, ataupun bukan seorang pemuka agama, dia dapat melakukan hal serupa, karena biasanya hypnotherapist lebih memperhatikan proses therapy daripada 'content'. Perbedaannya bahwa dia tidak menanamkan nilai-nilai dasar baru kecuali ahlinya (dokter, psikolog, psikiater, konselor, pemukia agama). Tetapi, seperti disebutkan pada tulisan sebelumnya, AKAN LEBIH BAIK jika seorang hypnotherapist memahami hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan, spritual dan religius. Tentunya hal ini dapat dipelajari atau dapat juga melalui pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain. Pengalaman diri sendiri biasanya lebih efektif daripada hanya belajar karena adanya unsur rasa dan sentuhan emosional. Bagaimana dia dapat mengetahui masalah keluarga secara mendalam kalau dia sendiri belum pernah berkeluarga?
Demikian pula sebaliknya, apabila seorang pemuka agama, konselor, dokter, psikiater maupun psikolog dilengkapi dengan teknik-teknik hypnotherapy, tentunya akan lebih baik dan lebih efektif lagi dalam menjalankan kegiatannya. Mereka sudah memiliki dasar pengetahuan mengenai nilai-nilai sehingga tinggal cara menanamkan nilai-nilai tadi kepada kliennya dengan lebih efektif.
Namun, TIDAK PERLU KHAWATIR, meskipun sebagai seorang hypnotherapist anda bukan seorang dokter, psikiater, psikolog, konselor, maupun seorang pemuka agama, anda tetap dapat melakukannya. Setiap klien mempunyai nilai dasar, karakter dan sistem kepercayaan yang berbeda, dan kita bukanlah manusia super yang mampu menyelesaikan segalanya. Oleh karena itu seorang hypnotherapist dapat bekerjasama dengan mereka (psikiater, psikolog, dokter, konselor, pemuka agama, dll) untuk menyelesaikan suatu permasalahan klien. Demikian pula sebaliknya.
Di luar negeri, seperti di Eropa dan Amerika, sudah merupakan suatu hal biasa bila seorang hypnotherapist saling memberikan rujukan atas suatu permasalahan klien dengan seorang psikolog, psikiater ataupun yang lainnya. Karena pada dasarnya suatu pengobatan belum tentu dapat ditangani hanya oleh satu orang, kecuali dia orang yang sangat hebat sekali.
Dari sini terlihat bahwa aplikasi hypnotherapy sangatlah luas dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari untuk membangkitkan motivasi dan memberdayakan diri. Tulisan ini hanya menjelaskan sebagian kecil peranan hypnotherapy. Masih banyak lagi fungsi yang lain dari hypnosis/hypnotherapy, seperti dalam aspek manajemen, komunikasi, pemasaran/ promosi, perusahaan, hukum, rumah tangga, dan lain-lain.
Dengan melihat hal ini, apakah kita masih mempunyai pandangan bahwa hypnosis atau hypnotherapy adalah jelek, buruk atau berbahaya.....????

Mitos-Mitos Diet

Ibarat menu makanan di restoran, semuanya ada. Begitulah diet untuk menurunkan berat badan. Beragam jenis diet ditawarkan, tapi yang mana yang pas dan benar untuk tubuh, harus dipertimbangkan. Dengan diet yang benar, berat badan jadi seimbang, tubuh pun sehat.

Perempuan sering salah kaprah mengartikan diet. Banyak yang beranggapan, cara ampuh untuk menurunkan berat badan adalah lewat diet yang diartikan sebagai "puasa" atau mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi. Asumsinya, dengan mengurangi jumlah asupan makanan sebanyak mungkin, akan mempercepat penurunan berat badan menuju berat yang diinginkan.

Dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK menjelaskan, pengertian diet tidaklah sesederhana itu. "Diet sebenarnya mempunyai arti kombinasi makanan dan minuman di dalam hidangan makan yang dikonsumsi sehari-hari. Jadi, mengatur makan dengan pola yang sehat," papar spesialis gizi klinik dari RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta.


Ada begitu banyak metoda berdiet untuk menurunkan berat badan yang tersedia. Dari the Atkins Diet (diet rendah karbohidrat), the Cabbage Soup Diet, the Grapefruit Diet, the South Beach Diet, the Balance Diet, dan lain-lain. Dari sekian jenis diet, Lucia menilai, yang terbukti terbaik adalah balance diet atau diet gizi seimbang. "Diet seimbang memberikan gizi seimbang yang diperlukan tubuh dan memenuhi kebutuhan metabolisme normal."

Diet yang benar, lanjut Luciana, adalah tetap mengonsumsi makanan dengan komposisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah seimbang. "Tentu saja dengan total kalori yang lebih rendah dari yang biasa dikonsumsi, sehingga tubuh akan menggunakan simpanan energi tubuh, yaitu lemak tubuh, baik yang berlokasi di bawah kulit maupun yang berada di dalam tubuh (lemak viseral). Dengan hilangnya massa lemak tubuh, maka akan terjadi penurunan berat badan," terang dokter yang juga mengajar di FKUI-RSCM ini.

ANALISIS ASUPAN

Luciana mengingatkan, diet untuk menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan karbohidrat atau lemak tidak begitu saja dapat dilakukan. "Mengurangi salah satu makronutrien (karbohidrat atau lemak, misalnya) harus disesuaikan dengan asupan sehari-hari," sarannya.

Luciana mencontohkan, mengurangi asupan lemak pada orang yang konsumsi lemaknya sehari-hari tinggi karena hobi makan kerupuk dan cemilan goreng, pasti hasilnya bagus, berat badan bisa turun. "Tapi, pada orang yang sama, jika karbohidratnya yang dikurangi, maka dietnya menjadi tidak seimbang. Berat badan juga belum tentu turun, tergantung kalori total yang dikonsumsi atau dikurangi. Demikian juga sebaliknya, jika riwayat asupan sehari-hari konsumsi karbohidrat yang tinggi, untuk mengurangi berat badan ya harus mengurangi asupan karbohidratnya."

Yang harus diketahui, menerapkan metode diet yang salah dapat mengakibatkan target menghilangkan massa lemak tubuh tidak tercapai. "Ini karena penurunan berat badan bukan diakibatkan hilangnya massa lemak, melainkan cairan tubuh atau massa otot."

Memilih jenis diet juga harus disesuaikan dengan keadaan tubuh. Misalnya, jenis diet yang menganjurkan konsumsi tinggi protein kurang menguntungkan bagi orang tua, karena fungsi ginjal orang tua biasanya sudah mulai menurun. "Ditambah lagi jika ada gangguan ginjal yang menyertai." Contoh lain, diet sangat rendah kalori justru akan mengganggu aktivitas fisik orang yang bekerja, karena dengan konsumsi sangat rendah kalori, kebutuhan tubuh tidak akan tercukupi. "Akibatnya, tubuh jadi kurang segar dan malah tidak bisa berkonsentrasi."

Idealnya, lanjut Luciana, jika ingin menurunkan berat badan dengan mengatur pola makan, harus dilakukan analisis asupan dulu. Dengan analisis asupan, makanan yang dikonsumsi sehari-hari dihitung. Dari penilaian tersebut akan tampak kalori dan komposisi makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Baru kemudian diatur dengan pedoman kebiasaan makan sehari-hari.

Mitos-mitos Diet

1. Tidak makan malam

Menghindari makan malam untuk menurunkan berat badan, adalah mitos yang kurang tepat. Berat badan dipengaruhi oleh kalori total yang diasup dikurangi kalori yang dikeluarkan dalam sehari (berat badan = kalori total yang diasup - kalori yang dikeluarkan). Jika makan malam dihilangkan, kemudian menggantinya dengan makanan kecil untuk menahan lapar, dan makanan kecil yang dimakan untuk mengganti makan malam tadi mengandung kalori tinggi, maka berat badan tetap tidak akan turun. Menghilangkan makan malam juga akan berakibat munculnya keluhan tubuh tidak nyaman, lapar, atau bahkan gangguan lambung (sakit mag).

Jika makan malam diganti dengan mengudap buah, menurut Luciana boleh-boleh saja, dengan catatan pada malam hari tidak melakukan aktivitas apa-apa. Prinsipnya, makan adalah menyuplai tubuh untuk metabolisme tubuh, mengganti sel yang rusak, aktivitas fisik, dan lainnya. "Kalau tidak ada suplai, ya tidak akan bisa beraktivitas karena kelaparan, yang akan dikompensasi tubuh dengan membentuk gula dari cadangan tubuh sendiri. Dampaknya, metabolisme terganggu, dan akan timbul keluhan tidak enak badan, bahkan bisa timbul sakit mag."

2. Tidak sarapan pagi bagus untuk diet

Salah. Tanpa sarapan, gula darah akan bisa turun. Kadar gula yang rendah akibatnya konsentrasi terganggu, lemas, mudah marah dan sebagainya. Sehingga bagi orang yang bekerja jadi tidak efektif. Biasanya, dengan tidak sarapan rasa lapar diatasi dengan makanan kecil, yang seringkali karena bentuknya kering dan ringan, ternyata kalorinya banyak. Akibatnya, tujuan malah tidak tercapai juga, BB bisa-bisa naik. Kecenderungan lain adalah, karena pagi tidak sarapan, sehingga siang hari kelaparan dan makan jadi banyak. Jadinya tidak efektif juga. Metabolisme tubuh yang normal tidak bisa menerima pola makan yang tidak teratur.

3. Minum air putih dan air es akan membuat tubuh melar

Ini juga mitos yang salah kaprah. Air putih tidak mengandung kalori, jadi tidak akan menyebabkan gemuk. Air es memang akan membuat penyerapan makanan jadi lebih baik, tetapi air putih sendiri tidak memberikan sumbangan kalori. Sehingga seberapa banyak minum air putih tidak akan meningkatkan timbunan lemak. Pada tubuh yang normal, konsumsi air yang sangat banyak akan dikeluarkan oleh tubuh melalui kencing, sehingga kandungan air di tubuh tetap dalam bataas normal.

4. Air jeruk nipis cespleng menurunkan berat badan

Mitos yang juga tak benar. Malah, yang terjadi, biasanya kita meminum es jeruk dengan ditambah gula banyak-banyak supaya manis, karena jeruknya sangat asam. Akibatnya, lemak makin menumpuk. Boro-boro berat badan turun, yang terjadi malah bisa sebaliknya.

BIASAKAN MENGHITUNG ASUPAN MAKANAN

Prinsip diet menurunkan berat badan adalah bagaimana mengurangi asupan makanan tanpa mengganggu aktivitas dan metabolisme tubuh. Caranya dengan mengurangi total kalori asupan makan sehari-hari. Dengan kalori yang sudah ditentukan untuk sehari, kemudian ditentukan untuk setiap kali makan.

"Idealnya, sih, dilakukan analisis asupan makan. Yaitu makanan yang dimakan dihitung dan dievaluasi. Misalnya, pagi hari cuma minum susu, siang dan malam makan lengkap, tapi kok, tubuh tetap gemuk? Kita cari salahnya dimana? Ternyata, makan siangnya terlalu banyak. Nah, makan siang yang terlalu banyak ini harus dikurangi. Penyebab makan siang yang terlalu banyak bisa karena makan pagi terlalu sedikit, hanya minum susu, akibatnya akan lebih cepat lapar. Dalam hal ini makan pagi bisa ditambah roti atau buah untuk mencegah kelaparan pad siang hari."

Contoh lain, makan pagi, siang, dan makan malamnya bagus, makanan selingan bagus, tapi cemilan di luar jadwal makan besar dan jadwal makan selingan terlalu banyak. "Setelah dianalisis, yang dibuang cemilannya saja, pasti BB turun. Kalau yang dibuang makan pagi atau makan malamnya, pengorbanan yang dilakukan terlalu berat. Apalagi jika makan pagi atau makan malam yang dihilangkan diganti dengan makanan kecil yang kalorinya tidak kecil, hasilnya ya sama saja, tidak akan menurunkan BB."

LEMAK, BUKAN OTOT

Yang sering terjadi, seseorang akan senang jika berat badannya turun cepat, padahal ia sendiri tidak tahu, yang turun sebetulnya apanya? "Airnya? Lemaknya? Atau ototnya? Yang diharapkan, yang hilang adalah lemak, karena lemak merupakan bagian tubuh yang tidak ikut metabolisme dan malah mengganggu metabolisme jika menumpuk (menimbulkan penyakit diabetes, kolesterol, dll)," ujar Luciana menerangkan.

Kalau yang hilang atau turun massa otot, justru akan lebih susah menurunkan berat badan, karena metabolisme tubuh (basal metabolism rate) akan makin kecil. "Kalau metabolisme tubuh menurun, artinya kalori yang dibutuhkan juga menurun. Sehingga dengan asupan kalori yang rendah, kalori sudah mencukupi atau malah berlebih dari yang dibutuhkan. Akibatnya berat badan tidak turun lagi. Demikian yang terjadi jika otot yang mengecil, bukan lemaknya yang hilang," jelas Luciana. Jumlah massa otot berkurang bisa karena asupan kalori yang terlalu rendah, suplai protein tidak cukup, atau aktivitas fisik yang rendah.

Berbeda jika yang turun adalah massa lemak, sementara massa otot membesar. "Kalau ini yang terjadi, BB akan mudah untuk terus turun."

ENERGI PSIKIS SEBAGAI AKSELERATOR KEBERHASILAN

Kecepatan pencapaian keberhasilan, di bidang apa saja, berbanding lurus dengan tingkat dan intensitas kemurnian energi psikis seseorang.
-Adi W. Gunawan

Pertama-tama, melalui artikel ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada sahabat saya Dr. Bumbunan Sitorus di Pontianak. Melalui sharing dan buku yang saya baca, sesuai yang beliau sarankan, saya mengalami lompatan pemahaman dan perluasan cakrawala pikir tentang spiritualitas.

Dalam salah satu buku tersebut saya menemukan pemahaman luar biasa yang—menurut saya—merupakan rahasia pencapaian keberhasilan yang selama ini tidak pernah dijelaskan secara ilmiah dan terstruktur. Pemahaman ini yang ingin saya bagikan pada Anda.

Buku itu berisi hasil penelitian selama lebih dari 20 tahun mengenai level energi yang berhubungan dengan spiritualitas (Peta Kesadaran). Dalam artikel ini saya menarik benang merah antara level energi psikis dengan proses materialisasi (baca: pencapaian keberhasilan).

Sebelum lebih jauh menjelaskan, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan pada Anda:

1. Pernahkah Anda, setelah berusaha sangat keras untuk mencapai sesuatu, setelah habis-habisan, pokoke sudah melakukan segala hal dengan penuh antusiasme dan keyakinan, tetapi tetap tidak bisa berhasil? Namun, setelah Anda pasrah, sudah nggak begitu bernafsu, menerima apa pun hasilnya, tidak memaksa kemauan Anda, pokoke terserah Yang Di Atas, eh... malah Anda dapat lebih mudah berhasil?

2. Pernahkah Anda mendengar bahwa kebanggaan (pride) adalah awal dari kejatuhan?

3. Pernahkah Anda melihat atau merasakan aura seseorang berwarna gelap saat ia mengalami emosi negatif, misalnya rasa malu, rasa bersalah, kesedihan mendalam, dan takut?

Saya yakin Anda pasti menjawab ”ya” pada ketiga pertanyaan di atas. Lalu, apa hubungannya dengan sukses? Oh, sangat erat.

Level energi ini, setelah dikalibrasi, mempunyai skala 0 – 1.000. Baseline-nya ada pada skala 200. Naiknya level energi bersifat logaritma. Maksudnya? Kalau level energi ada pada skala 2 ini berarti kekuatannya adalah 10 pangkat 2 (10x10) sama dengan 100. Kalau 3 maka kekuatannya adalah 10 pangkat 3 (10x10x10) sama dengan 1.000.

Segala sesuatu yang berada di bawah baseline 200 bersifat negatip dan men-drain energi psikis kita. Semakin kecil angkanya maka semakin jelek akibatnya.

Berikut adalah hasil pengukuran level energi berbagai kondisi emosi manusia (ingat, segala sesuatu di bawah baseline 200 adalah bersifat buruk):

Rasa malu (20), rasa bersalah (30), apatis (50), kesedihan mendalam (75), takut (100) keinginan (125), marah (150), bangga (175), berani (200), netralitas (250), kemauan (310), penerimaan (310), berpikir (400), cinta (500), bahagia (540), damai (600), dan pencerahan (700-1.000).

Sekarang mari kita lihat contoh kasus di atas. Pada pertanyaan pertama, saat kita sangat ingin mencapai target maka saat itu kita berada pada level energi 125 (di bawah 200). Semakin kita bernafsu maka semakin kita melekat atau terikat pada keinginan itu dan semakin drop energi kita.

Neo Kamasutra, Kebajikan Kuno Bagi Manusia Modern

"Urusi dulu sesuatu yang paling dasar di dalam dirimu, yaitu seks," pesan Vatsyayana, penyusun buku Kamasutra. Pengolahan energi seks untuk menggapai ketinggian spriritual, itulah intisari Kamasutra.

"Sadarkah kita akan pentingnya peran ranjang dalam hidup manusia? Kita lahir di atas ranjang, dan mati pun di atasnya. Jika mati karena kecelakaan di tengah jalan raya, jasad kita pun di-"ranjang"-kan. Antara titik kelahiran dan kematian, masa yang disebut hidup atau kehidupan pun lebih dari sepertiganya, kita lewati di atas ranjang."

Saya baru sadar. Betul juga, ranjang sungguh sangat penting.

Perhatian yang kita berikan selama ini sungguh tidak proporsional. Kitab-kitab dan karya sastra pun banyak membicarakan kehidupan di luar ranjang. Jarang yang membicarakan kehidupan di atas ranjang.

Kamasutra bukan hanya bicara tentang kehidupan di atas ranjang. Namun, juga bicara tentang persiapan menuju ranjang dan kehidupan setelah turun dari ranjang. Kamasutra, oleh sebab itu, menyentuh keseluruhan hidup manusia.

Tak heran bila leluhur kita yang hidup dalam wilayah peradaban Sindhu, Hindu, Indies, Indo, Hindia, India, atau apa pun sebutannya, menerima kama (nafsu) sebagai an integral part of life, bagian tak terpisahkan dan hidup manusia. Lalu, disusunlah sutra (pedoman) yang berkaitan dengannya sebagai sesuatu yang suci. Bagi kita yang tinggal dalam wilayah peradaban itu, Kamasutra adalah “kitab suci”.

Dalam pengertiannya secara generik, Kamasutra bukanlah milik sebuah negara yang kita sebut India. Namun, milik keseluruhan wilayah peradaban, yang oleh para pedagang dari Timur Tengah zaman dahulu disebut Hindustan. Wilayah luas yang mencakup Gandhaar (sekarang Qandahar dan merupakan bagian dari Afghanistan) hingga perbatasan Astraalaya (sekarang Australia) betul-betul merupakan wilayah peradaban, dan bukan sebuah negara atau imperium. Negara-negara yang ada di wilayah peradaban ini bebas, merdeka, termasuk Kepulauan Nusantara.

Maka, tidak heran pula bila di Jawa dan Bali masih bisa ditemukan lontar-lontar kuno yang bicara tentang kama. Secara kolektif lontar-lontar itu pun dapat disebut kamasutra. Sayangnya, tidak komplet. Banyak bagian yang sudah hilang. Sementara itu, karya dunia yang kita sebut Kamasutra masih relatif lengkap dan ditemukan lontarnya di Bhaarat (kini India).

Vatsyayana, yang sering kita temukan namanya tertera di atas kulit buku Kamasutra dan memberi kesan seolah ia penulisnya, sesungguhnya tidak pernah mengklaim sebagai penulis. Ia hanya mengaku dirinya sebagai editor, penyusun.

Kita tidak banyak tahu tentang Vatsyayana, siapa dia, tinggal di mana. Secara samar-samar kita hanya tahu, barangkali dia hidup pada 1.700 - 1.800 tahun lalu.

Secara implisit, sang penyusun pun mengaku bahwa karyanya lahir dari kegelisahan diri. Kegelisahan melihat keadaan muda-mudi Bhaarat zaman itu. Dengan jumlah penduduknya sekitar 10 - 15 juta dan tanah yang lumayan subur, keadaan Bhaarat waktu itu mirip dengan Swiss atau negeri-negeri Skandinavia masa kini.

Untuk memahami latar belakang penyusunan Kamasutra oleh Vatsyayana, kita boleh menoleh sebentar ke Swiss atau salah satu negara di Skandinavia. Inilah negara paling makmur di dunia, jauh lebih sejahtera dari Amerika Serikat. Namun, tingkat kematiannya akibat bunuh diri pun jauh berada di atas Amerika Serikat, dan tertinggi di Eropa. Kenapa? Ketika seorang gadis asal Swiss diwawancarai oleh CNN, ia mengaku, “Kehidupan sebagaimana kita jalani saat ini sudah kehilangan makna. Untuk apa hidup?” Tidak ada tantangan. Segalanya sudah tersedia, baik oleh orangtua maupun negara. Mau apa lagi?

Saat itu, di zaman Vatsyayana, muda-mudi Bhaarat pun menghadapi dilema serupa. Maka mereka melarikan diri dari masyarakat. Mereka menjadi petapa, menjadi biku. Keseimbangan sosial pun kacau. Jumlah penduduk yang berusia lanjut dan sudah tidak produktif melebihi jumlah mereka yang masih muda dan produktif. Keadaan serupa saat ini dihadapi oleh tetangga kita, Singapura.

Di tengah keadaan seperti itu, Vatsyayana mengingatkan zamannya bahwa “Manusia Dapat Memberi Makna pada Hidupnya”. Tidak perlu mencari makna kemana-mana, karena makna ada di mana-mana. Maka lahirlah sebuah falsafah, bukan filsafat yang kering, cara hidup yang penuh lembap. Falsafah kamasutra!

HIDUP PENUH MAKNA

Namun, kita harus menemukannya! Persis seperti mentega atau krim di dalam susu - sudah ada namun tidak terlihat. Susu harus diproses untuk mendapatkan krim atau mentega di dalamnya, dan proses inilah kehidupan.

Susu di dalam cawan Anda berasal dari seekor sapi. Susu di dalam cawan saya pun berasal dari seekor sapi. Lain sumber Anda (sapi Anda), lain pula sumber saya (sapi saya). Namun, susu yang kita miliki sama, sama-sama bergizi dan memiliki khasiat yang sama pula. Untuk memperoleh mentega, kita pun harus sama-sama mengolahnya. Walau cara kita bisa beda, hasilnya akan sama lagi.

Berdasarkan perumpamaan itu, Vatsyayana mengajak kita untuk mengenali diri, untuk menemukan jati diri atau pusat di dalam diri - the centerpoint. Banyak cara untuk menemukan jati diri. Namun, ada empat upaya utama. Setiap upaya mewakili satu sudut, satu sisi kehidupan, yang barangkali berseberangan tetapi dapat dipertemukan.

Pertama adalah kama (keinginan) - keinginan kuat, tunggal, untuk menemukan jati diri. Sementara ini keinginan kita masih bercabang. Terdorong oleh hawa nafsu, kita dapat menginginkan apa saja. Perlahan, tanpa memaksa, kita harus mengarahkan keinginan itu kepada diri sendiri. Dari sekian banyak keinginan, kita menjadikannya satu keinginan; keinginan untuk menemukan jati diri.

Kedua adalah artha, biasa diterjemahkan sebagai harta. Sesungguhnya, artha juga berarti “makna” atau “arti”. Temukan makna hidup! Adakah uang atau harta itu yang memberi makna pada hidup kita? Bila ya, berhati-hatilah. Sebab, apa yang kita miliki saat ini tak mungkin kita miliki selamanya. Jangankan uang, anggota keluarga pun pada suatu ketika akan meninggalkan kita, atau sebaliknya. Bila terlalu percaya pada “kepemilikan” kita, maka hidup bisa menjadi sangat tidak berarti ketika apa yang saat ini masih kita miliki, tidak lagi menjadi milik kita.

Berusahalah untuk menemukan makna lain bagi hidup kita. Barangkali itu “kebahagiaan” yang kita peroleh saat kita berbagi kebahagiaan. Tidak berarti kita tidak boleh mencari uang. Silakan mencari uang, menabung, menjadi kaya-raya, tetapi janganlah mempercayai harta kekayaan kita. Kita pasti kecewa karena apa yang kita miliki hari ini, belum tentu masih kita miliki esok pagi.

Ketiga adalah dharma, kebajikan. Dalam bahasa sufi disebut syariat - pedoman perilaku. Pedoman perilaku berdasarkan kesadaran, itulah dharma. Jangan berbuat baik hanya karena kita dijanjikan sebuah kapling di surga. Itu bukan kebajikan, tapi perdagangan belaka - jual-beli. Berbuatlah baik karena kebaikan itu baik. Berbuatlah baik karena diri kita baik. Berbuatlah baik karena kita sadar. Orang yang berada pada jalur dharma tidak perlu dipaksa, diiming-imingi, juga tidak perlu diintimidasi, diteror, atau dipaksa untuk berbuat baik. Ia akan selalu berusaha untuk berbuat baik karena sadar!

Keempat adalah moksha, kebebasan mutlak. Kebebasan mutlak berarti “kebebasan dari" sekaligus “kebebasan untuk”. Kita bebas dari penjajahan, dan mestinya kita juga bebas untuk berpendapat. Namun, ada rambu-rambu yang perlu ditaati, diperhatikan, dan tidak dilanggar. Kenapa ada rambu-rambu? Sebab, kita belum cukup sadar menggunakan “kebebasan untuk” dengan penuh tanggung jawab. Barangkali memang karena itu, atau barangkali ada pihak-pihak yang merasa akan dirugikan, bila kita meraih “kebebasan untuk”.

Lewat Kamasutra, Vatsyayana, sang Begawan, hendak membebaskan kita dari perbudakan, dan belenggu yang menjerat. Tuhan bukanlah yang menciptakan belenggu-belenggu itu, tapi masyarakatlah penciptanya. Nilai-nilai yang mendasari suatu masyarakat semuanya dapat berubah. Tidak ada yang baku.

Vatsyayana mengajak kita untuk sepenuhnya menerima perubahan dan ikut berubah. Dalam bahasa modern, inilah yang disebut Adequency Quotient - kemampuan untuk bertindak sesuai dengan tuntutan zaman, waktu, keadaan, budaya lokal, dan sebagainya. Vatsyayana tidak percaya pada Intellectual Quotient, Emotional Quotient, Spiritual Quotient atau gabungan kedua atau ketiganya. Ia menerima semuanya dan tidak berhenti pada ketiganya itu saja. Ia pun menerima segala aspek kehidupan manusia, termasuk seks - dan lahirlah Kamasutra sebagaimana dipahami oleh Vatsyayana.

Kama, artha, dharma; dan moksha harus bertemu, dan titik temu keempat upaya itulah tujuan hidup, itulah jati diri kita! Titik temu itu adalah antara pasangan yang berseberangan. Janganlah mempertemukan kama dengan artha, karena kedua titik itu masih segaris. Pertemuan antara kama dan artha itulah yang selama ini terjadi - kita hanya berkeinginan untuk mengumpulkan uang, mencari keuntungan, dan menambah kepemilikan, entah itu berupa benda-benda yang bergerak atau tak bergerak.

Kama harus bertemu dengan moksha, itulah titik di seberangnya. Berkeinginanlah untuk meraih kebebasan mutlak.

Kemudian artha harus bertemu dengan dharma - carilah harta sehingga Anda dapat berbuat baik, dapat berbagi dengan mereka yang berkurangan. Berikan makna kepada hidup Anda dengan berbagi kebahagiaan, keceriaan, kedamaian, dan kasih.

Namun, selama ini kita menggabungkan dharma dengan moksha. Berbuat baik, beramal saleh, untuk meraih kebebasan. Kemudian kebebasan pun kita terjemahkan sebagal keselamatan bagi diri, jiwa, atau sebuah kapling di surga. Bebas dari api neraka, itulah definisi kita tentang kebebasan. Bebas dari penderitaan, entah fisik, mental, emosional atau apa yang kita anggap rohani. Itu saja.

Padahal, roh atau batin melampaui suka dan duka. Roh atau batin adalah napas-Nya yang ditiupkan-Nya ke dalam “apa yang kita sebut diri kita”. Penderitaan fisik, mental, maupun emosional semata-mata karena kita tidak mau menerima perubahan. Setelah digunakan selama puluhan tahun, kendaraan bernama badan sudah pasti mengalami kerusakan. ltu wajar dan normal. Terimalah kewajaran itu.

NAFSU HANYA MENUNTUT

Setelah menemukan jati diri, kita baru bisa menyelaraskan diri dengan lingkungan sekitar kita, dengan masyarakat, dengan dunia. Bila belum menemukan “diri”, apa pula yang hendak kita selaraskan dengan pihak-pihak di luar diri?

Kamasutra menerima seks sebagai anak tangga pentama untuk menemukan jati diri. Seks sebagai bagian dari kama, hasrat, nafsu, keinginan, bukanlah urusan di atas ranjang belaka. Energi seks pula yang kita gunakan dalam keseharian untuk keperluan apa saja. Sebab itu, energi ini perlu diolah, diperlembut, disesuaikan dengan profesi, tugas serta kewajiban kita dalam hidup sehari-hari.

Bila tidak, kita akan bernafsu untuk memperoleh jabatan dan menghalalkan segala cara untuk memperolehnya. Kita akan bernafsu untuk menjadi nomor satu dengan cara apapun, termasuk mencelakakan pesaing kita. Ini yang terjadi selama ini, sebab kita lupa mengolah energi yang ada di dalam diri. Kita lupa memperlembut energi itu.

Urusan senggama yang dibahas panjang lebar oleh Vatsyayana semata-mata untuk memperhalus energi kita. Ia tidak memberi pedoman, “Janganlah kau melakukan hal ini, janganlah kau bertindak seperti itu.” Ia memberi teknik-teknik, di antaranya yang dapat kita lakukan bersama pasangan kita di atas ranjang, supaya kehewanian di dalam diri kita mendapatkan penyaluran. Sehingga energi di dalam diri dapat ditingkatkan. Nafsu dapat diolah menjadi cinta, dan cinta menjadi kasih.

Nafsu hanya menuntut. Cinta tidak sekadar menuntut, ia juga memberi. Tetapi yang diberikannya setimpal dengan apa yang diterimanya. Kasih itu memberi, memberi, dan memberi. Ia tidak menuntut, tidak peduli dibalas atau tidak.

Itulah falsafah hidup di balik Kamasutra.

Itulah tujuan Vatsyayana ketika menyusun kembali teks teks kuno dan memilih apa saja yang masih relevan di zamannya, kemudian disebutnya Kamasutra. Sebab itu, Vatsyayana juga tidak berpretensi bahwa apa yang ditulisnya itu berlaku sepanjang masa. Bahkan untuk masanya sendiri.

Di akhir tulisannya, ia pun mengingatkan para pembaca, “Yang penting adalah praktik, bagaimana kau melakoni semua ini. Setelah dipelajari, buku ini pun harus kau buang. ... Terjemahkan apa yang telah kau pelajari dalam hidup sehari-hari .“

Barangkali, dialah penulis “kitab suci” yang tidak memiliki beban ego. Ia berasal dari wilayah peradaban Sindhu, Hindu, Indies, India, Indo, Hindia - wilayah kita semua. Sayang sekali, hanya sebagian kecil di antara kita yang masih memiliki rasa bangga terhadap budaya asal kita. Budaya yang melahirkan Vatsyayana, Mpu Tantular, Sukarno, dan Romo Mangun. Budaya yang melahirkan para pemikir dan negarawan seperti Ki Hajar Dewantara, Syahrir, M. Hatta, Moh. Natsir, dan Kasimo. Budaya yang sudah ada sebelum lahirnya agama-agama.

Dari budaya asal itu pula yang masih dipahami di zaman La Galigo, Bundo Kanduang, Ronggowarsito, dan Mangkunagoro - kita memperoleh cara untuk meniti jalan ke dalam diri, untuk menemukan jati diri. Vatsyayana menyebutnya samadhi - keseimbangan yang diperoleh lewat dhyana, hidup berkesadaran.

Orang Jawa zaman dahulu menyebutnya sembah rasa. Para Sufi menyebutnya muraqibah yang diperoleh dengan ber-tafakkur. Dalam bahasa modern, meditasi. Meditasi bukan dalam pengertian “duduk diam” atau “mendiam-diamkan diri selama beberapa lama”, “menyepi”, dan sebagainya. Namun, “menjadi diam” - setelah hewan di dalam diri kita berhasil dijinakkan. Meditasi juga bukan doa. Ketika kita bendoa, kita berbicara dengan Tuhan, Allah, atau apa pun sebutan Anda bagi Kekuatan Tunggal Yang Satu Itu. Dalam meditasi, kita berhenti berbicara. Kita mendengarkan suara-Nya.

Untuk menuju ke sana Vatsyayana berkata, urusi dulu sesuatu yang paling dasar di dalam dirimu, yaitu seks. Pengolahan enengi seks untuk menggapai ketinggian spiritual, itulah intisari Kamasutra

Mengenal Ilmu Kebal Defensif dan Atraktif

Mendengar “Ilmu Kebal", bisa jadi pikiran Anda langsung mengarah pada hal yang menyeramkan. Bahkan sebagian orang mengidentikkannya dengan ilmu pegangan para penjahat yang bergelut di dunia hitam. Anggapan demikian, tentu tidak selamanya benar, mengingat ilmu kebal hakekatnya adalah untuk mencari keselamatan. Ilmu kebal pantas dimiliki siapa saja. Selama untuk tujuan kebaikan, saya yakin tidak akan membayakan siapapun.

Berdasarkan fungsi, Ilmu kebal terbagi menjadi dua jenis yaitu: defensif (bertahan) dan atraktif (dapat dinampakkan setiap saat sesuai niat pemilik ilmu). Ilmu kebal yang banyak dikenal oleh halayak adalah jenis ilmu kebal defensif, yaitu ilmu yang hanya nampak manfaatnya ketika seseorang dalam keadaan bahaya. Sedangkan ilmu kebal atraktif jarang ditemukan karena hanya sedikit Guru yang menguasainya, dan kalaupun ada Guru yang menguasai, biasanya ia tidak mudah mewariskan kepada murid karena bisa membuat murid menjadi sombong.

Selain ilmu kebal defensif saya juga mengajarkan Ilmu kebal atraktif yang dapat dibuktikan kekebalannya meskipun tidak ada bahaya. Untuk ilmu kebal atraktif saya punya cara ritual khusus agar murid bisa menjadi kebal hanya dalam waktu 1 hari. Setelah itu murid dipersilakan ujicoba kekebalan. Ilmu kebal atraktif ini juga bisa dipelajari dari jarak jauh hanya dengan puasa 1 hari. Getaran energi ilmu ini sangat lembut, hingga aman bagi siapa saja.

Menurut hasil pengamatan, memang banyak orang yang mengaku bisa menurunkan Ilmu Kebal Atraktif dalam waktu cepat. Namun Anda tetap harus hati-hati, karena ilmu kebal atraktif sulit dibedakan keasliannya. Apakah kebal karena asli ilmu atau kebal karena rekayasa atau trik sulap belaka.

Ingat! Dunia Perdukunan, dipenuhi "mafia dan penipu cerdas". Ada oknum paranormal yang menggunakan jimat kebal sehingga orang yang berada di dekatnya ikut menjadi kebal karena pengaruh jimat. Namun ketika orang itu sudah keluar dari rumahnya, ilmu kebalnya hilang. Ada juga orang yang memanfaatkan trik sulap. Misalnya dengan menyediakan pedang yang sekilas nampak tajam, tapi sudah diatur sedemikian rupa sehingga bagian tajamannya sudah ditumpulkan.

Belajar ilmu kebal tidaklah sulit, tentunya jika Anda berguru pada orang yang benar. Jika Anda ingin cepat merasakan hasil dan bisa mencoba kekebalan tubuh Anda, maka pelajarilah ilmu kebal atraktif. Sedangkan bila Anda ingin ilmu kebal hanya muncul pada saat bahaya saja, maka ilmu kebal defensif dari aliran hikmah di bawah ini insyaAllah sudah cukup.

Belajar Ilmu Kebal Defensif

Jika Annda ingin memiliki ilmu kebal defensif, sikalan amalkan salah satu dari amalan di bawah ini yang menurut saya sangat ampuh dan mudah (tidak perlu puasa). Amalan ini sangat populer di kalangan pesantren, serta sudah dibuktikan oleh beberapa murid perguruan yang pernah dikeroyok puluhan perampok bersenjata lengkap. Sengaja saya kupas dua ilmu kebal defensif dari aliran Hikmah dan Kejawen agar Anda bisa memilih sesuai keyakinan (agama) Anda.

Aliran Hikmah. Bacalah Ayat 128-129 dari surat At-Taubah sebanyak 7 kali setiap selesai salat magrib dan subuh. Bila dibaca setiap selesai salat fardlu tentu kekuatannya akan lebih besar. Amalan ini juga bisa untuk melumpuhkan orang yang kalap (marah tak terkendali) dengan cara membacanya 7 kali. Fungsi lain: untuk menundukkan hati dan menjinakan binatang liar. Amalan ini memang sangat sederhana, hingga banyak orang yang tidak yakin bahwa amalan ini bisa mendatangkan kekuatan kebal yang sangat hebat bila pengamalnya dalam bahaya.

Aliran Kejawen. Aliran kejawen juga mengenal ilmu keselamatan yang tidak kalah hebatnya. Ilmu ini sebetulnya adalah Aji Lembu Sekilan Panglimunan. Fungsinya untuk membuat serangan selalu meleset tidak mengenai tubuh. Selain itu, jika suatu saat Anda dihadang musuh, akan diserang, sedangkan Anda tidak ingin berhadapan dengannya, maka ketika Anda melewati orang-orang yang menghadang, mereka tidak mampu melihat Anda. Untuk menguasai Aji Lembu Sekilan Panglimunan, bacalah mantra di bawah ini 99 kali selama 7 malam berturut-turut. Setelah 7 malam, mantra dibaca minimal 1 kali setiap hari. Jika Anda diancam seseorang bacalah 3 kali agar Anda terhindar dari kejahatnnya.

Bismillahirohmanirohim
Sun matek ajiku si lembu sekilan
Dzatulloh sifatulloh
Tinumbak tuno, sinuduk luput wekasan
Aku ora katon