2006-05-29

Menyemai kasih setelah Gempa Jogja

Kalau kita baca koran kemarin: "Seorang ayah membunuh kedua putera kandungnya sendiri yang berusia 4 & 8 tahun dgn melemparkannya dari tingkat 15 sebuah hotel di Miami (USA). Seorang gadis ABG di Breda (Holland) dgn tanpa ada alasan apapun juga menusuk punggungnya seorang nenek (71) yang sedang duduk di kursi roda. Di stasiun Berlin (Jerman) seorang teenager melakukan orgi kekerasan dgn menusuk 28 orang yang sedang lalu lalang disana secara random begitu saja hanya just for fun."

Rupanya di dunia ini sudah tidak ada rasa kasih lagi antar sesama manusia, sehingga tepatlah apa yang dinyanyikan oleh The Beatles "All we need is love" Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa banyak sekali lagu maupun puisi yang mencanangkan tentang kasih, tetapi sayangnya ini hanya sebagai lipp service atau pemanis bibir atau sebagai dekorasi di mall saja.

Untuk membuktikan hal ini tidak perlu pergi jauh-jauh bacalah sendiri tayangan di berbagai macam milis, dimana kata-kata kasar maupun jorok sudah merupakan tayangan dan bacaan kita sehari-hari, sehingga terkesan semakin jorok dan semakin kasar kata-kata yang digunakan semakin banyak digandrungi orang.

Dan tanyalah sendiri berita atau film apa yang paling laris di jual ? Ialah berita tentang kekerasan, pornografi, penipuan, korupsi maupun kasus-kasus perceraian para selebritis. Pada saat ini kita lebih mengasihi uang, pangkat maupun kedudukan daripada mengasihi sesama manusia, boro-boro sesama manusia keluarga saja di nomor dua kan.

Demi mengejar uang maupun pangkat kita sudah tidak ada waktu lagi untuk berbagi kasih entah kepada pasangan hidup kita maupun terhadap anak-anak kita sendiri. Tanyalah sendiri kapan kita bersedia meluangkan waktu sejenak bagi mereka ? Kapan kita terakhir kalinya disapa dgn kata-kata yang penuh kasih ataupun pelukan hangat dari orang yang kita kasihi ? Kita tidak bersedia berbagi kasih lagi dgn alasan capek dan lelah karena harus kerja seharian sampai jauh malam ! Boro-boro waktu untuk ngobrol sejenak untuk dengarin saja sudah tidak ada waktu lagi, karena sinetron TV atau tidur jauh lebih penting.

Jawablah dgn jujur kita bisa menulis email, SMS puluhan bahkan sampai ratusan dalam sehari tetapi sayangnya bukan untuk mereka yang kita kasihi. Kita bisa menulis artikel maupun joke untuk teman-teman di milis maupun di kantor, tetapi kenapa tidak bisa menulis satu kalimat saja "I love you" kepada orang yang kita kasihi. Dan tanyalah kapan kita terakhir kalinya menelpon ataupun mengirim SMS kepada orang tua kita sendiri atau kepada orang yang kita kasihi ?

Begitu juga di berbagai macam milis, dengan mudah kita melontarkan kritikan-kritikan pedas dengan kata-kata yang kasar, tetapi jarang sekali kita mau memuji ataupun menghargai tulisan seseorang, rasanya berbagi kasih itu jauh lebih sukar daripada melontarkan kritikan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa di milis ini banyak sekali orang yang memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai ayat-ayat dari Alkitab, sehingga kalau berdebat mengenai topik agama adalah diskusi yang paling seru dan paling panjang. Hanya sayangnya ayat-ayat tsb digunakan sekedar untuk pamer saja, untuk show bagaimana hebatnya pengetahuan sang penulis mengenai agama tertentu bukannya untuk berbagi kasih.

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa yang ada di kolong langit ini bahkan sampai menguasai bahasa malaikat sekalipun juga, tetapi tanpa adanya rasa kasih sama saja seperti juga gong yang berkumadang dan canang yang gemerincing.

Oleh sebab itulah mang Ucup ingin mengajak rekan-rekan dan para pembaca yang budiman untuk berbagi kasih secara nyata, sebab ayat-ayat dalam Alkitab itu bukannya untuk direnungkan ataupun untuk didiskusikan melainkan untuk dipraktekan. Kenapa kita harus berbagi kasih dan mecanangkan hari kasih setahun sekali saja pada hari Valentine, tetapi tidak di hari-hari lainnya.

Pada saat ini begitu banyak sekali saudara kita di Jogya yang membutuhkan bantuan uluran tangan kasih, maka dari itu marilah kita buktikanlah, bahwa kita masih mempunyai rasa kasih dengan membantu mereka sesuai dengan kemampuan kita.

Cinta itu buta, jadi ia tidak mengenal agama, suku etnis maupun ras, jadi kita harus bisa mengasihi orang bukan karena agama yang mereka anut ataupun ras yang mereka miliki, tetapi terhadap sesama manusia, karena kita semuanya ini diciptakan oleh Allah yang sama, jadi kita semuanya ini bersaudara.

Memberikah kasih bukannya dengan nalar melainkan dengan hati nurani kita, janganlah rasa kasih kita itu di kotori dgn praduga yang buruk ataupun dengan kata "jangan-jangan" sebab seperti juga pepatah nila setetes bisa merusak susu sebelanga.

Begitu juga dengan hanya sekedar perkataan "kesian" saja yang kita ucapkan, tidak bisa mengurangi rasa laparnya para korban ataupun mengurangi penderitaan mereka, maka dari itu marilah kita praktekan kata kesian tsb menjadi suatu kasih yang nyata dengan menyemai kasih sebanyak mungkin bagi para korban gempa di Jogya sekarang ini.

Yesus Bukan illah

Berbicara ttg ketuhanan Yesus sebaiknya dalam konteks Yudaisme dan bahasa Injil ditulis, mengapa? Karena ada distorsi bahasa yg mungkin menimbulkan salah pengertian. Dalam keseluruhan Perjanjian Baru, Yesus disebut 'kyrios' yang bisa berarti 'tuan' atau 'Tuhan'. Kata 'kyrios' juga dipakai untuk menerjemahkan nama 'Yahwe/YHVH'. Kyrios (bhs. Yunani) ini sejajar dg Yahwe ( Ibrani), Lord (Inggris), di Arab dipakai Rabb dan di Indonesia diterjemahkan Tu(h)an, bahasa Jawa 'Gusti'. Lalu kata Allah, mengacu pada 'Elohim' dalam tradisi Yudaisme di Perjanjian Lama, lalu dalam bahasa Inggris dipakai God, dan dalam Yunani disebut Theos, dan di Arab Allah. Dari sini saja tampak bahwa di Indonesia Tuhan dan Allah tidak dibedakan, karena sama2 sebagai proper name. Menurut asal usulnya, kata Tu(h)an ini saja muncul pertama kali di Melayu oleh misionaris Belanda yg mula2 dari kata 'twan' atau 'tuan', lama2 berevolusi menjadi kata 'Tuhan'. Maka sebenarnya kata 'Tuhan' itu ciptaan misionaris lho...Nah, dalam tradisi Muslim tidak dibedakan antara Tuhan dan Allah sebagaimana dalam tradisi Kristen/Yahudi. Coba saja kita simak "La illaha Illa Allah", bukankah sebaiknya lebih tepat diterjemahkan "Tiada ilah selain Allah" untuk menegaskan superioritas Allah di antara ilah-ilah sesembahan, bukan tiada Tuhan selain Allah, karena padanan Tuhan dalam Arab adalah Rabb bukan illah? Ini bukankah sejajar dengan I Kor 8:6:" namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup."
Maka ketika di Indonesia terjadi masalah transliterasi, kita perlu menjernihkan dalam konteks aslinya. Di Arab atau Syiria ini tidak menjadi masalah karena mereka memiliki frame pemahaman yg sama. Bagi saya ini perlu didialogkan tidak diributkan dengan membabi buta. Islam dan Kristen lahir dalam tradisi Timur Tengah, maka baik jika pendekatannya pun ke sana, tidak didekati dg konteks bahasa Indonesia yg seringkali sangat miskin utk menyebutkan perbedaan2.
Maka ketika Tu(h)an Yesus berdoa kepada Allah (Bapa) kita bisa memahaminya dalam konteks demikian. Yesus berdoa di taman Getsemani, dan ketika disalib Ia berdoa:"Eloi, Eloi, lama sabachtani." Ini bukan sekedar erangan keputusasaan, tetapi lagi2 dalam tradisi Yahudi, mereka biasa mendaraskan ayat2 Mazmur (Jabur) sebagai doa, dan tak dipungkiri Yesus pun mendoakan Mazmur 22 bahkan secara utuh. Jika Anda berkenan membaca Mazmur 22 secara utuh, akan tampak bahwa yg tertangkap bukan rintihan keputusasaan melainkan sebuah pewartaan dan pernyataan mesianik.
Tentu penjelasan saya tidak sempurna dan bisa jadi makin menjadikan apatis. Ya, beginilah metode pendekatan kontekstual yg tidak bisa diterima kaum literalis-skriptural, di hampir semua agama.

Al-Qur’an, Manusia dan Takwil

Seorang pemikir muslim asal Aljazair selalu mendengungkan keharusan proses takwil sebagai satu langkah mutlak dalam berinteraksi dengan Alquran. Pandangannya ini kemudian diamini para intelektual yang mengaku modernis di dunia Islam lainnya.

Ia menegaskan begini: "Teks Al-Qur'an menggariskan adanya takwil, dalam pengertian ia tidak dapat diungkap hakekatnya melainkan dengan takwil. Karenanya Al-Qur'an adalah teks takwil par excellence" (Muhammad Arkoun; Lectures du Coran). Apa dan bagaimana konsep takwil dalam tradisi keilmuan Islam? Tulisan ini akan coba mendeskripsikannya berikut implikasi "tragis" jika teori ini diperturutkan tanpa batas.

***

Al-Qur'an seperti diyakini kaum muslim merupakan kitab hidayah, petunjuk bagi manusia dalam membedakan yang haq dengan yang batil. Dalam berbagai versinya Al-Qur'an sendiri menegaskan beberapa sifat dan ciri yang melekat dalam dirinya, di antaranya bersifat transformatif. Yaitu membawa misi perubahan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan-kegelapan, Zhulumât (di bidang akidah, hukum, politik, ekonomi, sosial budaya dll) kepada sebuah cahaya, Nûr petunjuk ilahi untuk menciptakan kebahagiaan dan kesentosaan hidup manusia, dunia-akhirat. Dari prinsip yang diyakini kaum muslim inilah usaha-usaha manusia muslim dikerahkan untuk menggali format-format petunjuk yang dijanjikan bakal mendatangkan kebahagiaan bagi manusia. Nah dalam upaya penggalian prinsip dan nilai-nilai Qur'ani yang berdimensi keilahian dan kemanusiaan itulah penafsiran dihasilkan.

Dialektika antara manusia dengan realitasnya ditengarai turut masuk mempengaruhi proses penafsiran itu. Bukankah Al-Qur'an diturunkan bagi manusia, untuk kemaslahatan manusia dan last but not least, untuk "memanusiakan" manusia (bukan menjadikannya makhluk otomatis seperti robot, mesin, hewan ataupun malaikat).

Maka dari diktum itu pulalah, konsep tentang manusia dan identitasnya dalam menjabarkan misi kekhalifahan dan ubudiyyah di muka bumi menjadi penentu yang determinan dalam proses mengkaji dan memahami teks suci yang diyakini akan memberikan kesejahteraan bagi umat manusia. Akan tetapi, posisi sentral manusia yang oleh peradaban Barat menjadi tema utama abad pencerahan juga bukan tanpa cela dalam sudut pandang Islam. Manusia dalam kacamata Islam tidak lah hidup dari, oleh dan untuk dirinya sendiri dan terkungkung dalam dunia yang profan ini. Falsafah hidup Islam tidak mengenal mazhab sekularisme yang memisahkan manusia dari dimensi keilahian dan melucuti aspek moral dan nilai dari kegiatan manusia. Falsafah hidup Islam menggariskan bersatunya nilai agama dan dunia, kehidupan manusia untuk misi khilâfah/'imârat al-ardl (keduniaan) dan ubûdiyyah (keakhiratan). Prinsip-prinsip tersebut yang senantiasa harus diindahkan ketika kaum muslim berinteraksi dengan Al-Qur'an.

Dewasa ini pola interaksi kaum muslim dengan Al-Qur'an bukan hanya bercorak "hudâ'iy", "ijtimâ'iy" dan "ishlâhiy" (mencari petunjuk untuk kebahagiaan), tetapi juga "'ilmiy" (dalam pengertiannya yang luas mencakup intellectual exercise, tidak hanya mencari pembenaran teori-teori sains dengan landasan ayat suci Al-Qur'an). Bahkan cenderung filosofis murni dan tak ada kaitannya dengan misi transformatif yang menjadi ciri utama kehadiran Al-Qur'an di pentas kehidupan manusia.

Hal ini bisa dilihat terutama dari kecenderungan (ittijâhât) upaya penafsiran dan penakwilan kitab suci yang terseret ke dalam diskusi panjang apakah manusia --secara umum sebagai pembaca dan penafsir teks-- merupakan makhluk historis atau filosofis, makhluk yang setiap saat berubah (sesuai dengan pengayaan pengalaman idup) atau yang konstan.

Sejauh mana posisi dan peran manusia dalam proses penafsiran, apakah tugasnya hanya menganalisa dan kemudian menerima otoritas tafsir di era pembentukannya ataukah hanya melibatkan pengetahuan dan pengalaman penafsir/pembaca teks sebagai barometer dan menganggap penafsiran otoritas di masa lalu hanya berlaku untuk saat itu (historisitas)? Apakah tugas penafsir kitab suci diarahkan semata untuk menangkap maksud pemilik dan pencipta teks ataukah justru bebas menciptakan maksud dan makna baru seiring dengan jarak waktu yang memisahkan antara pengarang dan pembaca teks, bahkan "kematian" pengarang dianggap "berkah" untuk melahirkan makna-makna segar yang tidak terkungkung oleh kehendak dan maksud pengarangnya?

Pertanyaan filosofis diatas mulai menggerogoti upaya sebagian elit muslim dalam banyak kajian mereka terhadap Al-Qur'an. Persinggungan intens dunia pemikiran muslim (yang tereleminasi dari pergaulan dunia) dengan dunia pemikiran Barat (yang dominan dan hegemonik) telah menyeret wacana hermeneutika masuk ke dalam kajian Al-Qur'an kontemporer.

Dunia pemikiran muslim telah kehilangan world view dan jati dirinya ketika berhadapan dengan dunia pemikiran Barat yang notabene hegemonik dan kuat baik secara program/agenda maupun funding untuk tujuan ekspansinya. Sadar atau tidak elit muslim telah masuk dalam agenda dan propaganda Barat bahwa budaya, teknologi dan metodologi Barat lebih unggul dan karena itu mesti digugu dan ditiru. Yang paling mengkhawatirkan bagi penulis adalah peniruan terhadap metodologi Barat di bidang Humaniora (sastra, psikologi, sosiologi, antropologi, dll) yang terbukti membawa arus sekulerisme yang tidak sesuai dengan falsafah hidup Islam. Ide dan pemikiran untuk mencari-cari aspek kesamaan-kesamaan (Fikr al-Muqârabât) antara metodologi Barat dan Islam di bidang kajian humaniora (sastra dan sejarah agama secara khusus, yang terkuak jelas dalam kasus hermeneutika) menjadi trend pada dekade akhir abad 20 dan awal abad 21 ini. Dalam kajian Al-Qur'an, fikr al-muqârabât antara tafsir (terlebih khusus lagi takwil) dengan hermeneutika yang berkembang di Barat (baik dalam studi biblikal/teologis maupun filsafat sastra secara umum) menjadi tak terelakkan.

Akuntabilitas Takwil

Jika pemahaman takwil klasik diartikan sebagai upaya pencapaian makna ayat suci dengan mengandalkan usaha rasional dan dengan cara menundukkan teks di bawah pengaruh prapikir seorang penafsir/pembaca teks, maka takwil dalam pengertiannya yang mutakhir memberikan dan menjamin ruang interaksi yang aktif antara objek teks dengan subjek pembacanya. Jika takwil hermeneutis mengandaikan dua tahap gerakan dalam proses penafsiran yaitu: pertama, kembali ke masa pembentukan teks dengan menyelidiki arti kosakata pada saat itu dan meletakkannya pada kondisi-kondisi objektifnya yang historis dan kedua, kembali kepada bahasa teks ketika penafsir menghadapi kesulitan untuk meletakkan teks tersebut ke dalam kondisi historisnya secara sempurna yang disebabkan oleh karena masing-masing pembaca memiliki sudut pandang khusus dalam proses pentakwilan. Di sinilah bahasa teks berperan untuk memproduksi makna baru. Dalam persepsi aliran ini pluralitas pemahaman akibat proses penakwilan tersebut tak terelakkan (Ahmidah al-Nayfar: al-Qur'an wa al-Insan Wajhan li Wajhin). Bahkan inilah "berkah" yang menjadikan kitab suci sebagai poros peradaban Islam, seperti ditengarai Nasr Hamid Abu Zayd.

Apakah benar asumsi Abu Zayd yang menyatakan takwil hermeneutis sebagai "berkah" bagi peradaban Islam atau justru menjadi "bencana"? Mari kita coba melihat.

Penulis setuju dengan pendapat bahwa bahasa teks sebagai sumber tak pernah kering bagi keragaman pembacaan (at-Ta'addud al-Ta'wîlî, meminjam istilah Abu Zayd), tetapi patut dicurigai pula bahwa bahasa (sebaik apa pun ia) memiliki sifat dan cenderung untuk mengelak/menghindar (murâwaghah) dan liar/lepas kendali jika tidak dibatasi oleh pagar-pagar metodologis.

Dengan demikian amat penting untuk membedakan dua tingkatan dalam menentukan sistem penandaan suatu makna (dalâlah). Pertama, tingkatan dalâlah yang bersifat sistemik dan kolektif, melalui prosedur-prosedur penciptaan makna secara leksikal (mu'jam/qomus), gramatikal (nahw), filologi (fiqh lughah, balaghah dll), dan kedua, tingkatan dalâlah yang non sistemik-individual yang memberikan ruang luas untuk proses qiro'ah dan ta'wil. Seorang penafsir dituntut untuk menjaga 'equillibrium' pola pikir individual non sistemik dengan pola kerja sistemik yang kolektif. Tidak boleh pola pikir individual seorang penafsir menodai memori kolektif bagi suatu takwil yang justru dapat menyelamatkannya dari kesesatan. Sebaliknya pola kerja sistemik yang kolektif tetap bisa menyisakan ruang bagi imajinasi individu sang penafsir sesuai dengan tambahan pengetahuan dan kekayaan pengalaman hidupnya.

Pola kerja kolektif dalam proses takwil misalnya terumuskan dengan baik oleh otoritas keilmuan Islam dengan istilah dalil (didukung argumentasi kuat) dan la'b (permainan kata-kata yang terlepas dari dalil maupun ta'wil). "Man yadzhab ila al-ta'wil yaftaqir ila al-dalil", demikian ungkapan yang selalu terngiang. Rumusan mereka bahwa "Nash memiliki dua macam dalâlah yaitu penandaan lafaz atas maknanya dan penandaan makna yang telah ditunjuk oleh nash atas makna yang lain" ('Abdul Qâhir al-Jurjâni: Dalâ'il al-I'jâz) dan bahwa "Lâ mathmaha fi al-wushul ila al-bâthin qabla ihkâm al-zhâhir" (Al-Zarkâsyi: Al-Burhân fi 'Ulum Al-Qur'ân) mengindikasikan kuatnya memori kesadaran kolektif disamping memperhatikan aspek 'ma'tsur' (sabda dan perilaku Rasul, sebagai penafsir pertama) dalam proses pentakwilan. Oleh karena itu dibutuhkan nilai pertanggungjawaban atau akuntabilitas dalam setiap upaya takwil sebagai akibat perimbangan nilai individual dan kolektif.

Penulis sepakat dengan apa yang dilontarkan Musthafa Nashif (2004) bahwa kemunculan takwil dalam lingkungan tradisi Islam terkait dengan upaya menjaga keseimbangan dan merupakan wujud dari pemberian kesempatan bagi kehidupan yang berubah dengan cepat dan pengakuan terhadap kerangka dasar dan otoritas sekaligus (Mas'uliyyat al-Ta'wil: hlm. 17)

Salah satu bahasan yang cukup pelik adalah ketika Al-Qur'an sebagai risalah/pesan petunjuk Allah swt untuk manusia dihadapkan dengan terma hermeneutika yang memperlakukan semua jenis teks (baik sastra, filsafat, atau teologis/suci) secara sama dan sederajat. Lebih menukik lagi, apakah Al-Qur'an merupakan risalah teologis ataukah diskursus bahasa? N.H. Abu Zayd pernah menyatakan bahwa "Kepercayaan atas wujud metafisik Al-Qur'an akan melenyapkan dan menodai upaya pemahaman yang ilmiah bagi fenomena wahyu/teks Al-Qur'an. Keimanan terhadap sumber ilahiyah teks adalah sesuatu yang tidak bertentangan dengan upaya mencandra dan menganalisa teks melalui kebudayaan tempat berafiliasinya Al-Qur'an. Sebenarnya sakralitas sumber Al-Qur'an yang transenden tidak menafikan pragmatisme kandungan Al-Qur'an dan oleh karena itu (juga tidak menafikan) afiliasinya pada kebudayaan manusia tertentu" (Mafhum al-Nash: hlm. 24).

Bagi penulis, dengan pernyataannya, Abu Zayd terjebak dalam kontradiksi serius yang ia ciptakan sendiri. Berbeda dengan sikap para otoritas keilmuan muslim yang tidak menciptakan garis pisah yang ekstrim antara keimanan sumber keilahian Al-Qur'an dengan pendekatan ilmiah dalam memahaminya melalui seperangkat kaidah-kaidah yang digali dari bahasa dan prinsip-prinsip syariah (Ali Harb: Naqd al-Nash, hlm 210 dan Wan Daud Mohd. Daud: Tafsir dan Takwil sebagai Metode Ilmiah, www.insistnet.com). Bagi mereka status Al-Qur'an sebagai teks sekaligus risalah ilahi adalah landasan epistemologis dan metodologis dalam setiap upaya pendekatan ilmiah memahami Al-Qur'an. Tanpanya akan sia-sia belaka dan mengundang kita bersikap hati-hati untuk mengkaji teks Al-Qur'an murni sebagai teks bahasa.

Amin Al-Khuli, tokoh yang pertama kali mencetuskan Manhaj Bayani dalam kajian Al-Qur'an yang dalam beberapa aspek sangat dipengaruhi konsep hermeneutika Barat, sejak dini sudah mewanti-wanti "Sejak awal sampai akhir, upaya melucuti Al-Qur'an dari petunjuk syari'ahnya akan melumpuhkan sebagian besar aturan yang berupa aqidah dan syariah. Karena meski pada dasarnya Al-Qur'an sebagai wujud/fenomena bahasa, tetapi ia juga merupakan risalah ilahi di bidang akidah dan syariah" (Dâ'irat al-Ma'ârif al-Islâmiyyah: vol 2/266).

Oleh karenanya menjadi keharusan bagi mufasir untuk mempertimbangkan, dalam setiap upaya pendekatan ilmiahnya terhadap Al-Qur'an, fakta bahwa nash Al-Qur'an adalah sabda Tuhan (Muhammad Abu Musa: Min Asrâr al-Ta'bir al-Qur'aniy). Upaya penafsiran atau pendekatan ilmiah apapun terhadap Al-Qur'an selalin menuntut kompetensi intelektual para pelakunya juga mengundang ketawadluan mentalitas dan spiritualitas penafsir. Keagungan Allah SWT, tujuan-tujuan syariat dan hikmah serta kemutlakan ilmu-Nya senantiasa mengiringi dan menyinari proses penakwilan agar tidak terperosok ke dalam jebakan filsafat positivisme yang menyampingkan dimensi metafisik teks kitab suci dalam petualangan untuk profanisasi kitab suci yang sakral.
Wallâhu A'lam

Pribadi Ganda dan Kesurupan

Segi ilmu pengetahuan ilmiah memandang tubuh sebagai dasar utama dalam kehidupan, maka segala analisa dan pemecahan masalah yang timbul selalu dimulai dari penelitian fungsi organ-organ didalam tubuh. Walaupun pengetahuan ilmiah telah berkembang dengan cepatnya, tetapi para ahli ilmiah masih mengakui adanya pengaruh unsur diluar tubuh seperti pikiran, kepribadian, karakter, sifat-sifat, pembawaan, dan sebagainya.

Masalah yang tidak dapat terjawab secara metode ilmiah diserahkan pemecahannya ke metode alternatif lain seperti psikologi. Sehingga ilmu psikologi berkembang pesat kembali setelah beberapa lama terabaikan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan logik yang begitu pesatnya.

Permasalahan yang banyak dipelajari oleh para psikologi lebih banyak menyangkut masalah pikiran, kepribadian, karakter, sifat-sifat, mental, pola hidup, kebiasaan, dsb. Pada umumnya masalah ini bukan bersumber pada masalah fisik ataupun kerusakan organ tubuh. Walau pun tidak menutup banyaknya permasalahan yang timbul dari organ tubuh dan pikiran.

Walaupun telah menggunakan ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu psikologi, ternyata masih banyak misteri kehidupan yang belum terungkap dan sulit dijelaskan baik secara metode ilmiah dan cara psikologi. Untuk membantu pemecahan masalah yang belum terpecahkan, kiranya cara spiritual dan religius dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif tambahan.

Sebagai contoh pada kasus pribadi ganda, walaupun telah banyak dipecahkan secara metode ilmiah dan cara psikologi. Ternyata masih banyak kasus lain yang mirip seperti kasus pribadi ganda. Kasus-kasus tersebut bukan termasuk kelompok kasus pribadi ganda. Kasus-kasus seperti masalah kesambet, masalah kesurupan dan trance. Kesambet, kesurupan dan trance sangat sulit bilamana hanya dipandang dan dipecahkan dengan cara metode ilmiah dan cara psikologi.

Kasus pribadi ganda adalah seseorang merasa mempunyai dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya mengakui bahwa banyak kasus pribadi ganda tidak berhubungan sama sekali dengan energi roh dan spiritual. Kasus pribadi ganda sangat berbeda dengan kesurupan maupun trance.

Dimana pada pribadi ganda, yang memegang peranan tetap unsur energi roh yang sama tanpa adanya keterlibatan unsur energi dari luar. Pada kasus kesurupan dan trance akan nyata bedanya, karena adanya keterlibatan unsur energi dari luar lainnya.

Pribadi ganda prosesnya hampir sama seperti mereka yang mabuk minuman keras, atau mereka yang menggunakan obat khusus seperti: ectasy, heroin, ganja, dsb. Mereka yang terpengaruh dibawah minuman keras dan obat-obatan akan merasa mabuk dan kesadaran melemah sehingga dapat berbuat dan berkata di luar kebiasaan normal. Hal ini terjadi karena proses unsur obat dan zat kimia yang merubah signal syaraf yang di terima oleh otak. Walaupun kadang-kala terjadi perubahan perbuatan dan perkataan yang jauh berbeda dari normalnya, tetapi energi roh yang berperan tetap sama.

Dalam kasus kesurupan dan trance, yang memegang peranan adalah energi roh dari luar. Walaupun kadangkala ada kasus tertentu awal terjadinya kesurupan dan trance di mulai dari penggunaan minuman keras, obat-obatan, dan masalah kejiwaan. Dimana mereka yang jiwanya mudah rapuh tergoyangkan baik karena beban mental maupun karena minuman keras dan obat, akan lebih mudah di kuasai oleh energi roh lainnya yang berasal dari luar.

Energi roh yang masuk pada saat keadaan demikian, pada umumnya berasal dari unsur energi roh negatif dan menguasai kesadaran yang lemah. Sehingga para pengikut dan murid Bunda Mulia di sarankan untuk tidak meminum minuman keras ataupun menggunakan obat-obatan yang melemahkan syaraf kecuali dengan alasan yang benar-benar penting.

Walaupun sebenarnya kesurupan dan trance terbagi bermacam-macam. Sebagian bentuk kesurupan dapat dijelaskan menurut kategori sebagai berikut: Sebab dan awal terjadinya , Tingkat kesadaran penuh atau tidak, Persiapkan ataupun kondisi, Energi roh yang berperan, motivasi, manfaat, cara pengundangan, hubungan dengan unsur Roh Suci, ikatan karma, Tingkat energi pelindung, Tingkat kekuasaan yang ada, dsb.

Dizaman sekarang ini banyak manusia yang menyalah gunakan bentuk kesurupan dan trance, sehingga bentuk kesurupan dan trance telah dipandang sebagai suatu hal yang negatif. Dan juga karena ketidak tahuan masyarakat awam tentang kesurupan dan trance, maka banyak muncul orang-orang yang menyatakan dirinya dapat kesurupan dan trance dari roh-roh mahluk tertentu.

Saya tidak mengambil jalur keras yang menyatakan bahwa kesurupan adalah tidak baik, atau menyatakan bahwa ilmu kesurupan adalah ilmu rendah, dsb. Saya sebagai murid Wanita Berjubah Biru yang setiap saat berhadapan dengan dunia spiritual, tidak akan memandang rendah segala perbuatan dan amal baik setiap mahluk dan roh di segala alam. Dengan petunjuk dan kuasa yang saya pegang dari Bunda Mulia, Dewi Yauw Ce Cin Mu. Saya menghargai dan menghormati semua perbuatan baik dari para mahluk yang ingin meringankan penderitaan seluruh mahluk dan yang turut memutar Roda Dharma.

Mereka yang menyalah gunakan maupun mencemarkan para mahluk suci yang menjalankan Dharma agar selalu ingat bahwa hukum karma selalu berlaku. Mereka yang menjalankan kesurupan ataupun trance harus berhati-hati dengan energi roh yang terlibat, karena terlalu banyak roh yang hanya mengaku tetapi mereka bukan yang sebenarnya. Latih dan bina roh sejati terlebih dahulu, karena hanya mereka yang roh sejati benar-benar telah terbina dapat mengetahui dan memahami roh mana yang sebenarnya pantas untuk diundang.

Untuk menghindari kesalah-pahaman tentang kesurupan yang asli dan tidak maupun yang baik maupun yang tidak, saya mengingatkan agar selalu berpegangan pada ajaran dharma dan manfaatnya. Mereka yang benar-benar dilindungi oleh para pelindung dharma yang baik, akan selalu membantu tanpa pamrih dan tidak akan mementingkan diri sendiri.

Mereka yang mempunyai kepandaian dapat menjalankan kesurupan harus selalu menjaga samaya ajaran yang baik demi membantu mahluk lain dan sebagai alat penunjang ajaran Dharma. Hindarilah kesurupan yang tidak terkendali, karena dapat berakibat negatif bilamana telah melampau batas kesadaran. Ingatlah selalu untuk tidak memaksakan kesurupan pada saat tubuh ataupun kesadaran sedang lemah.

Disaat tubuh dan kesadaran dalam keadaan lemah, maka energi Im lebih tinggi menguasai. Dalam keadaan demikian, mereka yang tidak terus berlatih meningkatkan ajaran Dharma akan lebih mudah terjerumus kearah negatif. Sehingga timbulnya kesurupan yang tidak terkendali, karena pengaruh dari unsur roh lain yang tidak bertanggung jawab.

Bilamana hal ini terus berlangsung, akhirnya tubuh mereka akan menjadi lemah dan lapuk. Bagaikan sebuah kendi, disaat kesurupan kita menuangkan air keluar dan disaat bermeditasi kita menambahkan air kedalam kendi. Mereka yang selalu menuangkan tanpa menambahkan akhirnya akan menjadi kendi yang kosong, sehingga tidak bermanfaat lagi bagi dirinya maupun bagi sesama.

VALENTINE DAY

pabila kita mendengar lagu "My Lady Valentine" terbayang oleh kita sosok seorang gadis ayu, imut2 dlm romantis cinta. Bahkan kalau kita mendengar refrain dari lagu tsb "Be my Valentine" rasanya sangat indah sekali untuk diucapkan sebagai nama panggilan untuk gadis kesayangan kita. Hanya sayangnya ini tidaklah benar, sebab panggilan "Be my Valentine" itu cocoknya diberikan kepada seseorang yg memiliki tubuh ala Arnold Schwarzeneger ato Rambo, sebab perkataan Valentine itu berasal dari bhs Latin "Valentinus" yg berarti "Gagah Perkasa".

Juga satu hal yg ngawur, apabila hari Valentine itu dikaitkan dgn agama Kristen, sebab pujian "Valentinus" atau "Gagah Perkasa" sebenarnya diucapkan untuk memuliakan dewa Baal yg dibenci oleh Allah nya umat Kristen (Zefanya 1:4).

Raja Baal yg pertama adalah Nimrod seorang pemburu anjing ajak yg gagah perkasa (Kej 10:9). Dlm bhs Yunani Nimrod lebih dikenal sebagai Pan, sedangkan anjing ajak dlm bahasa Latin "Lupus" oleh sebab itulah bangsa Rumawi menamakan Nimrod sebagai "Lupercus" atau sipemburu anjing ajak.

Untuk memuliakan Lupercus inilah mereka mengadakan hari perayaan yg disebut "Lupercalia" yg dirayakan setiap tgl 15 Februari.

Rupanya banyak orang Rumawi ingin puteranya gagah perkasa seperti Nimrod oleh sebab itulah mereka seringkali memberikan nama "Valentine" kepada putera2nya.

Kerajaan Babilonia berasal dari kerajaan Baal yg memuliakan dewa Baal. Dlm bhs kuno Kaldea atau bhs Babilonia pada saat itu "bal" berarti "hati" maka dari itu juga "hati" sering digunakan sebagai lambang dari dewa Baal. Oleh sebab itulah lambang "hati" ini juga digunakan sebagai lambang dari hari raya Lupercalia tsb. Yg s/d saat ini masih tetap digunakan sebagai lambang dari hari Valentine.

Di hari Valentine rasanya tidak komplit apabila tidak ada "Cupid" sang dewa asmara, dlm bentuk malaikat kecil tak berbaju yg selalu membawa panah untuk memanah sepasang hati manusia untuk saling jatuh cinta.

Hanya sayangnya Cupid ini merupakan lambang dari pasangan Haram! Kenapa demikian?

Cupid itu sebenarnya adalah gambaran atau lambang ketika Nimrod masih kecil. Nimrod adalah seorang pemburu maka dari itu juga Cupid ini selalu membawa panah. Pada masa mudanya Nimrod adalah seorang pemuda yg guaaa..anteng sekali, sehingga di puja2 oleh banyak kaum wanita (Daniel 11:37) yg membuat nafsu birahi mereka menjadi bangkit terbang melayang. Hal ini bukan hanya berlaku bagi perempuan2 disekitarnya saja bahkan berlaku bagi Ibu Kandungnya sendiri "Semiramis" yg turut jadi ter-gila2 oleh anaknya sendiri, sehingga akhirnya ia mengawini anak kandungnya sendiri. Oleh sebab itulah juga diberi sebutan nama "Cupid" yg berasal dari bhs Latin "cupere" yg dlm bhs Inggrisnya diterjemahkan sebagai "Desire" atau membangkitkan nafsu birahi. Jadi Cupid itu memanah bukannya untuk membuat orang menjadi saling jatuh cinta, melainkan untuk membuat nafsu birahi orang jadi bangkit.

Pada tgl. 15 Februari, Nimrod dan Ibunya mengakui kesalahan mereka, sebagai ibu dan anak, oleh sebab itulah juga bln Februari itu berasal dari kata Februa yg berarti "penyucian", dimana mereka akhirnya sadar bahwa azas kasih yg mereka lakukan itu tidak benar.

Sedangkan hari Valentine yg kita kenal sekarang ini adalah hari kasih yg diperkenalkan pada th 496 M oleh Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St.Valentine yang mati pada 14 Februari 269 M.

Se-tidak2nya ada beberapa legenda atau versi mengenai hari Valentin ini, tetapi yg paling sering diceritakan adalah: pada saat Kerajaan Romawi yg di pimpin Kaiser Claudius II sekitar Abad III Masehi sering terlibat dalam peperangan. Ia menganggap tentara yg masih belum berkeluarga lebih tabah dan kuat di medan peperangan dari pada pria yg telah menikah, karena pikiran mereka pasti akan terganggu terus oleh anggota keluarga yg ditinggal di rumah. Oleh sebab itulah Kaiser tsb melarang para pemuda untuk menikah, namun St. Valentine melanggarnya dan menikahkan mereka secara sembunyi2 , tetapi akhirnya hal ini tercium juga oleh Sang Kaiser, yg mengakibatkan ia ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 270 M dan setelah meninggal ia diangkat menjadi Santo Valentine.

Konon ketika ia masih berada di dalam penjara, ia tetap mengingat semua orang yg dikasihinya. Hampir setiap hari ia membuat kartu bergambar hati dengan ucapan singkat "I love you - from your Valentine" Kartu2 itu dikirim satu per satu kepada setiap orang yg dicintainya. Semua orang yg ada di penjara itu juga merasakan kasih sayang Valentine. Mereka menempelkan kartu2 bergambar hati tsb di selnya masing2. Dari sinilah diduga lahirnya tradisi kartu Valentine dgn istilah "your Valentine" atau "my Valentine"

Dgn cara demikian Paus Gelasius telah berhasil merubah kebiasaan orang kafir dlm penyembahan berhala menjadi perayaan gereja, hanya dgn merubah tgl dari 15 ke 14 dan merubah story latar belakang dari perayaan tsb.

Walaupun demikian Anda jangan sampai terobsesi oleh tulisan tsb diatas, oret2an ini hanya sekedar informasi saja, yg harus dibaca dgn pemikiran: "It's nice to read that & nice to know!" jadi jangan ditanggapi secara serious, kenapa?

Tidak semua budaya bangsa lain itu buruk dan tidak pula baik semuanya. Sikap menganggap budaya bangsa sendiri yg terbaik dan kemudian mengaratinanya agar tidak terinfeksi virus budaya asing akan terkristalisasi pada sikap kebangsaan yang berlebihan (chauvinisme).

Entah apapun juga nama maupun latar belakangnya dari "Hari kasih" itu, bagi saya ini selalu baik dan mulia, sebab tujuannya ialah untuk berbagi kasih satu sama lain.

Dan kasih yg benar2 tulus itu "buta", ia tidak mengenal agama, budaya, partai politik, maupun etnis keturunan, kita kudu bisa mengasihi siapa saja, dimana saja dan kapan saja, jadi jangan sampai kita mau diracuni oleh segala macam dogma maupun aliran.

Manfaatkan momentum baik ini untuk membenahi kembali hubungan yg retak, membebat luka di hati dgn ungkapan kasih yg istimewa, Pendeknya Valentine's Day memiliki makna yg dalam, bukan hanya sekadar hari asmara saja.

Berburu Hantu Dengan Kamera Digital

Hantun, jin, tuyul, buto ijo atau apa pun istilahnya sampai saat ini selalu menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan. Media massa, majalah, tabloid, bahkan TV meski memancing kontraversi semakin getol memunculkan seriat atau tayangan yang berbau makluh halus ini.

Pertanyaan sekarang adalah: benarkah apa yang selalu dibahas diberbagai media itu adalah jin yang wajib dimani keberadaannya oleh umat Islam, sebagaimana yang tercamtum di dalam Al Qur'an? Ataukah terdapat rekayasa agar pihak-pihak tertentu mendapat keuntungan?

Rekayasa penampakan jin/hantu.

Apakah hantu atau jin itu? Jin adalah makluh hidup yang diciptakan oleh Allah dengan tujuan untuk beriobadah kepada Allah SWT. Apabila disebutkan bahwa jin/hantu yang berasal dari ruh orang yang meninggal karena kematian orang itu “tidak sempurna” maka hal itu jelas bohonng. Karena ruh dan jin berbeda dimensi. Ruh orang yang meninggal langsung berpindah ke alam barzakh, sementara jin/hantu tidak mengetahui hal dan perkara ghaib secara mendetail.

Apakah pertanyaan reality show di bverbagai stasiun televisi dengan istilah “penampakan” jin benar-benar terjadi? Satu hal yang perlu menjadi dasar dalam segala sesuatu adalah jangan menghakimin sebelum meneliti. Begitu pun dalam kasus penampakan jin ini. Apabila stasiun televisi secara jujur menunjukkan apa yang terliput oleh kamera video apa adanya, tanpa direkayasa (istilahnya adalah dengan di-copping atau ditempelkan), hal tersebut bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat. Tapi jika direkayasa agar rating acara menjadi tinggi, tentu hal ini sangat tidak terpuji.

Bagaimana cara untuk mengetahui tayangan penampakan di-copping atau tidak? Memang agak susah, karena kita harus merekam dulu siaran televisi tersebut. Lalu pada bagian penampakan tersebut, lakukan zoom in (pembesaran) beberapa kali. Jika tayangannya direkayasa, pada zoom ini yang kesekian kali akan terlihat bahwa gambar tersebut di-copping, karena terlihat perbedaan pixel, gambar dan warna.

Tahapan pemunculan.

Apabila seseorang melewati kuburan yang angker. Tidak jarang akan terlihat suatu sosok yang manakutkan, hingga ia akan lari terbirit-birit benarkan apa yang dilihat oleh orang itu adalah jin/hantu? Benar pulkah jin/hantu bisa menembus alam manusia? Berdasarkan penelitian dan kesepakatan secara internasional, diakui bahwa jin/hantu memang bisa menembus alam manusia. Dengan kata lain penampakan memang bisa saja terjadi. Ada tiga kategori kehadiran jin/hantu di alam manusia.

Orbs artinya titik. Pada tahap ini jin/hantu hanya bisa menampakan keberadaannya berbentuk titi atau bulatan putih, biasanya seperti bola kapas tipis yang mengambang.

Ectoplasma, pada tahapo ini, jin/hantu bisa menampakan diri berupa bayangan cahaya berwarna yang memanjang, tapi belum berbentuk.

Vortex. Pada tahapan ini, jin/hantu sudah menampakan wujud yang menyerupai bentuk mahluh tertentu, misalnya seperti manusia tapi memiliki kepala kerbau. Hanya pemunculannyua disesuaikan dengan tingkat kekuatan jin/hantu, karena hal ini akan menpengaruhi hasil gambar yang kita dapatkan.tahapab penampakan di atas, apabila kita kita perbesar gambarnya melalui komputer, akan terlihat seperti tengkorak atau wujud tertentu sesuai dengan marga atau bangsa jin/hantu. Tidak jarang hanya dengan menggunakan kamera biasa, kita mendapatkan ke-3 penampakan di atas. Hal ini biasanya terjadi karena dibantu keadaan alam yang lembab, banyak angin, temaram atau remang-remang. Hingga muncul anggapan jika foto bertiga atau setelah di foto dan terdapat orbs, ectoplasma atau vortex, maka sati di antara orang yang di foto tewrsebut akan meninggal. Anggapan seperti itu jkelas salah.

Berburu jin/hantu.

Dengan m,enggunakan kamera digital 1,3 mega pixel atau lebih “penampakan” jin/hantu iitu bisa terekam secara onyektif. Dari sinilah akan diketahui bahwa tidak semua yang ditampilkan oleh acara misteri di TV adalah benar.

Bagaimana cara berburu hantu dapat dilakukan? Caranya sangat mudah. Apabila kita menpunyai kamera digital 1,3 mega pixel atau lebih, selanjutnya tinggal mencari dan menfoto lokasi yang dianggap angker atau sering terjadi penampakan.

Dari hasil foto tersebut dapat dilihat, apakah terdapat orbs,. Ectoplasma, atau vortex. Apakah kegiatan tersebut harus dilakukan pada malan hari? Karena selama ini, jin/hantu diindetikkan dengan malam? Ternyata tidak. Kondisi dilapangan, aktivitas jin/hantu tidak hanya pada malam hari, pada siang haripun kegiatyan untuk berburu jin/hantu bisa dilakukan. Pendek kata bisa dilakukan siapa saja, dimana saja dan kapan saja, asal tentu saja dengan menggunakan jenis kamera yang memadai. Apabila kekuatan jin/hantu lemah, hanya terlihat orbs. Tapi jika kekuatannya melebihi rata-rata, akan terlihat gambar ectoplasma atau bahkan vortex.

Apakah jin/hantu yang kuat bisa mempengaruhi manusia? Atau bahkan membunuh manusia seperti yang digambarkan dalam film, sinetron atau acara reality show di TV? Ini juga tidak benar. Dalam kenyataannya, justru kehadiran manusia membuat jin/hantu takut dan menyingkir. Hal ini disebabkan kesempurnaan wujud manusia dibandingkan makluh lainnya, yang menyebakan “hawa manusia” terasa “panas” oleh jin/hantu. Allah sudah menegaskan sdalam Al Qur'an, bahwa mmanusia diciptakan sebagai ciptaan yang sempurna.

Menghadapi jin/hantu.

Takut atau ketakutan terhadap selain Allah adalah permainan pikiran yang muncul sebagai hasil didikan yang ditanamkan oleh lingkungan sekitar secara turun temurun. Bagi sebagian orang, malam hari atau kegelapan adalah sesuatu yang sangat menakutkan, hingga tak jarang orang phobia karenanya. Ada yang takut kepada kecoa, bayangannya sendiri, ketinggian. Termasuk banyak orang yang tekut terhadap jin/hantu. Padahal ketakutan itu todak nyata.tradisi, informasi dan pendidikan oleh lingkungan yang menyebabkan kita mewariosi perasaan takut itu.

Jika dalam diri anda sudah terlanjur tertanam ketakutan kepada jin/hantu tips berikut ini bisa membantu:

Tanamkanlah dalam diri anda bahwa jin/hantu tidak akan pernah biosa membunuh manusia, termasuk diri kita. Lakukan hal ini berulang-ulang seperti autosugesti, hingga berbentuk suatu kekuatan yang bisa menetralisir ketakutan terhadap jin/hantu.

Apabila secara sengaja ataui tidak sengaja jin/hantu menampakan diri di depan kita, bersikaplah tenang, karena apabila kita takut, maskan jin/hantu akan menyerap “energi ketakutan” kita yang akan membuat jin/hantu itu lebih kuat. Tenang dan yakinkan diri bahwa manusia lebih sempurna dari jin/hantu.

Apabila jin/hantu justru menakut-nakuti kita, lakukanlah perbuatan yang sama, artinya takut-takuti atau bila perlu vekiklah dia, karena dalam kenyataannya, jin/hantulah yang takut kepada manusia.

Pandangan Islam tentang HomoSex

Dalam Islam, homoseksual disebut liwatg atau amal qaumil lutin. Istilah terakhir ini berarti perbuatan kaum luth karena menurut riwayat perbuatan ini dilakukan pertama kali oleh kaum nabi luth. Sementara kata lesbian berasal dari kata esbos sebuah pulau di luar aegea, yunani tua tempat seorang wanita bernama sappho hidup. Sappo adalah tokoh mitos yunani konyu yang menperjuangkan hak-hak perempuan. Sappho jatuh cinta kepada beberapa pengikutnya dan menulis puisi-puisi cinta untuk mereka. menurut sappho, kecantikan wanita tidak bisa dipisah dari aspek seksualnya. oleh karena itu kepuasan seksual juga mungkin diperoleh dari sesama wanita. sejak itu namanya dikaitan dengan lesbinisme.

Tidak perlu diragukan lagi perilaku seks yang menyimpang seperti homoseksual ini sangat dilaknat Allah. Al Qur'an menyebut perbuatan ini sebagai perbuatan maksiat yang melampaui batas (surat Al Ar’af 80-84). Allah meciptakan laki-laki dan perempuan, berpasang-pasangan, adalah supaya mereka bisa berinteraksi secara seksual dengan lawan jenisnya (heteroseksual). Agar mereka bisa meciptakan sebuah keluarga yang bahagia, normal, sehat dan berketurunan. Laki-laki diciptakan Allah untuk perempuan dan begitu pula sebaliknya. Perbuatan homoseksual jelas hanya untuk mencari kepuasan seksual semata. Kaum gay dan lesbi yang hidup dalam gemilang homoseksualitas tidak akan mengenal namanya anak, keluarga, ayah dan ibu dalam arti sebenarnya.

Nabi muhammas saw melarang kita menampakkan aurat kepada sesama jenis, tentu ada hikmahnya. Ada batasan aurat yang boleh dilihat oleh kaum sejenis kita. Ada saatnya kita tidak boleh masuk ke kamar teman satu kos kita, walaupun dia sejenis kita. Kita juga dilarang keras mandi bareng dan tidur berdekatan dengan teman sejenisnya. Hikmah dari semua larangan itu adalah bahwa setan bisa saja membisikkan yang tidak-tidak ke telinga kits ketika kita hanya berduaan saja dengan teman sejenis kita. Perlanggaran terhadap norma-norma luhur ini, akan menjadi peluang bagi timbulnya orientasi seksual yang salah. Godaan setan akan datang darimana saja.

Jika budaya sesat homoseksual ini kian berkembang, bukan tidak mungkin azab yang telah diturunkan allagh pada kaum luth ini, menurut kitab perjanjian lama, tinggal sebuah kota bernama sodom, itu mungkin sebabnya praktek homoseksual ini disebut sodomi. Kita sodom semula berada di tepi laut mati (danau luth) yang terbentang memanjang diantara israel-yordania. Dengan sebuah gempa vulkanis yang diikuti letusan lava, kota tersebut Allah runtuhkan, lalu jungkir-balikkan masuk laut mati. Allah kisahkan dalam al qu’ran:”maka tatkala datang adzab kami, kami jadikan negeri kaum luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang diatas ke bawah dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (surat Huud ayat 82)

Sejak pembangkangan kamu homoseksual fi kota stinewell, new york tahun 1969, dan bersamaan dengan gelombang pembangkangan kaum lesbi, homoseksual menjadi gerakan yang semakin nyata. Mereka tidak takut-takut lagi, tidak bersembunyi lagi. Keberanian mereka menperlihatkan identitas juga dibarengi dengan observasi dan penelitian ilmiah yang belakangan mereka pakai untuk membela “kelainan” mereka. Kaum homo memandang homoseksual sebagai gejala pikologi wajar. Menurut pandangan mereka dua orang lelaki atau dua orang wanita yang sama secara biologis. Bisa saja menemukan karakter yang berbeda di dalam diri mereka dan akhirnya merasa cocok satu sama lain. Yang satu menjadi sisi maskulin dan yang lain berperan sebagai sisi feminin.

Bahkan pada tahun 1973, american psychiatric association mengeluarkan pernyataan bahwa homoseksual bukan lagi mental disorder tapi sudah masuk klasifikasi psychiatryc disorder. Dengan begitu, homoseksual tidak lagi dianggap sebagai penyakit mental atau kerusakan moral, tapi merupakan satu gejala psikologis baru yang muncul sebagai pilihan individual. Mereka menganggap bahwa serangan terhadap kaum homoseksual adalah pelecehan terhadap hak asasi manusia.

Penyataan inilah kemudian yang membuat penyimpangan ini lama-lama diterima oleh masyarakat terutama masyarakat barat. Mereka cenderung menganggap masalah homoseksual ini sebagai bagian dari keberagaman dan tak ada yang boleh mencegahnya. Nnamun Prof. DR. H dadang Hawari membantah pernyataan tersebut, “masalah ini masih dalam perdebatan para pakar,”katanya pada nida via telepon. “orang barat cenderung mencari-cari pembenaran terhadap ini karena tuntutan gaya hidup bebas mereka. Menurut saya, homoseksual muncul darti polah hidup yang tidak benar. Kalau dikatakan sikap homoseks ini timbul karena psychiatric disorder,” maka dari dulu pasti sudah bisa diterima masyarakat. Mereka (orang barat) Cuma ingin memuaskan keinginan birahi mereka dengan variasi-varisi baru. Jadi bukan masalah psikologis, tapi masalah mentalitas yang memang nggak benar.” Lanjut beliau. Nah udah jelaskan bahwa homoseksual itu memang sebuah penyakit.

Penelitian bidang biologi tentang homoseksualitas selama ini cenderung tidak obyektif dan berat sebelah. Sebagian pakar menyebutkan bahwa homoseksual itu akibat faktor keturunan (gay are born not made). Simon levay seorang pakar bidang biologi yang juga seorang gay menyelidiki otak orang gay dan menemukan fakta bahwa salah satu bagian otak-otak orang gay lebih mirip perempuan daripada laki-laki “normal” bila penelitian-penelitian ini benar, apakah berarti pelaku homo dan lesbi busa dibenarkan.

Tentu saja tidak, bila teori di atas benar, maka bisa saja para pemakai narkoba juga ikut-ikutan membela diri dengan mengatakan bahwa hobi mereka nge-drug juga akibat pengaruh dan kromosom mereka yang tidak normal. Dan bila itu terjadi maka semua kebejatan dan penyimpangan perilaku yang dilakukan manusia bisa dibenarkan dengan teori biologi. Mereka lupa mempertimbangkan orientas seksual itu merupakan pilihan dalam keadaan sadar dan itu terdorong oleh hawa nafsu bukan faktor kromosom dan otak.

Hal ini juga dijelaskan oleh Prof. Dr. Dr dadang hawari menurut beliau tidak ada pengaruh parental gen terhadap homoseksualitas. Yang ada adalah parental example dengan sikap hidup homo. Pasangan lesbi dan homo yang membentuk keluarga lalu mengadopsi anak cenderung akan menpengaruhi gaya hidup anaknya dengan gaya hidup homoseksual. Ya, tentu saja, air cucuran atap jatuhnya nggak jauh kemana-mana. Jadi jelas sudah bahwa hidup gay dan lesbi bukan karena faktor psikologis atau bawaan biologis. Gaya hidup bejat itu timbul karena faktor budaya yang memang menjadikan nafsu menjadi Tuhan. Jadi, harus disingkirkan jauh-jauh dari kehidupan kita.
(sumber: dinukil dari majalah annida no 23/XII/1-15 september 2003)

Bahaya Tumbal dan Sesajen

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, tumbal adalah sesuatu yang digunakan untuk menolak penyakit dan sebagainya, atau tolak bala. Sedangkan sajen merupakan makanan atau bunga-bungaan dan sebagainya yang disajikan kepada orang (makhluk) halus dan semisalnya.

Tumbal, dalam prakteknya lebih khusus atau identik dengan sembelihan dan kurban, sedangkan sesajen biasanya berbentuk makanan yang siap dihidangkan seperti: Jenis-jenis bubur; Buah; Daging atau Ayam yang telah dimasak, dan dilengkapi dengan berbagai macam bunga serta terkadang uang logam.

Sesajen merupakan warisan buda-ya Hindu dan Budha yang biasa dilakukan untuk memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat (pohon, batu, persimpangan) dan lain-lain yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan. Seperti: Upacara menjelang panen yang mereka persembahkan kepada Dewi Sri (dewi padi dan kesuburan) yang mungkin masih dipraktekkan di sebagian daerah Jawa, upacara Nglarung (membuang kesialan) ke laut yang masih banyak dilakukan oleh mereka yang tinggal di pesisir pantai selatan pulau Jawa tepatnya di tepian Samudra Indonesia yang terkenal dengan mitos Nyi Roro Kidul.

Ada pula jenis lain dari sesajen, yaitu menyediakan berbagai jenis tanaman dan biji-bijian seperti padi, tebu, jagung dan lain-lain yang masih utuh dengan tangkainya, kemu-dian di letakkan pada tiang atau kuda-kuda rumah yang baru dibangun supaya rumah tersebut aman, tentram dan tidak membawa sial.

Adapun tumbal dilakukan dalam bentuk sembelihan, seperti: Menyem-belih ayam dengan ciri-ciri khusus untuk kesembuhan penyakit atau untuk menolak kecelakaan; Menyem-belih kerbau atau sapi, lalu kepalanya di tanam ke dalam tanah yang di atasnya akan dibangun sebuah gedung atau proyek, supaya proyek pemba-ngunan berjalan lancar dan bangunan-nya membawa berkah.

Jadi pada intinya tumbal dan sesajen adalah mempersembahkan sesuatu kepada makhluk halus (roh, jin, lelembut, penunggu, dll) dengan harapan agar yang diberi persembah-an tersebut tidak mengganggu atau mencelakakan, lalu berharap dengan-nya keberuntungan dan kesuksesan.

Di dalam Islam, gangguan, sakit, kecela-kaan, bencana dan sebagainya di sebut dengan istilah madharat. Sedangkan kesuksesan, keberuntungan, kebahagiaan disebut dengan manfa’at. Dan selu-ruh umat manusia pasti berharap agar terlepas dari mudharat dan memperoleh manfa’at, dengan berbagai upaya dan usaha yang mereka lakukan. Dan Islam mengajarkan, bahwa yang dapat mendatangkan manfa’at dan madharat di alam ini hanyalah Allah saja, sehingga tidak boleh meminta perlindungan, keselamatan, kelancaran rizki kepada selain Allah. Demikian pula berlindung dari bahaya, kesialan, kecelakaan dan lain-lain juga hanya kepada Allah saja.

Al-Qur'an telah mensinyalir adanya orang yang mencari manfa’at dan me-nolak madharat kepada selain Allah, seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang musyrik di masa jahiliyah, sebagaimana difirmankan Allah,

“Kemudian mereka mengambil ilah-ilah selain Dia (untuk disembah), yang tidak menciptakan sesuatu apa pun, bahkan mereka sendiri pun diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa'atan dan tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) mem-bangkitkan.” (QS. 25:3)

Padahal Allah telah memperingat kan, bahwa berhala atau dewa-dewa mereka sama sekali tidak memiliki kekuasaan sedikit pun,
“Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walau pun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di Hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui”. (QS. 35:13-14)

Tumbal dan Sesajen adalah Syirik.

Tumbal dan sesajen merupakan warisan kepercayaan animisme dan dinamisme, yaitu kepercayaan bahwa benda-benda atau tempat tertentu di alam raya ini memiliki kekuatan ghaib (magic) yang dapat mencelakai seseorang atau menolong serta memenuhi hajatnya. Agar penguasa tempat atau benda tersebut tidak mengganggu, maka harus diberi persembahan, baik tumbal atau sesajen, yang itu jelas merupakan ibadah atau masuk di dalam lingkupnya. Sedangkan di dalam Islam, memalingkan peribadatan, do’a, pengharapan (raja'), takut (khauf), sembelihan, nadzar, isti'anah, istigha-tsah dan sebagainya kepada selain Allah adalah syirik. Jika yang melakukan tadinya adalah orang Islam, maka keislamannya menjadi batal dengan sebab semua itu.

Allah Ta'ala memerintahkan kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam untuk menyelisihi orang-orang musyrik yang beribadah dan menyembelih karena selain Allah, Dia berfirman,
“Katakanlah, "Sesungguhnya shalat-ku, ibadatku, hidupku dan matiku hanya-lah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (QS. 6:162-163)
Di dalam surat al-Kautsar Allah Subhannahu wa Ta'ala juga berfirman,
“Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu; dan berkorbanlah.” (QS. 108:2)

Kedua ayat ini menunjukkan, bahwa shalat dan penyembelihan binatang (kurban) adalah ibadah yang harus didasari niat hanya untuk Allah semata. Orang yang memalingkan atau menyimpangkan persembahan kurban atau penyembelihan kepada selain Allah adalah musyrik, sama saja statusnya dengan shalat, ruku’ dan sujud untuk selain Allah.

Masuk Neraka karena Lalat

Mungkin saja sebagian orang yang melakukan tumbal dan sesajen ber-alasan, bahwa yang dipersembahkan bukanlah nyawa manusia yang konon pernah terjadi di zaman dulu, namun hanya sekedar binatang yang keberadaannya memang untuk dimanfa’atkan manusia. Hitung-hitung sedekah lah, sedekah alam, sedekah bumi, laut atau gunung, demikian sebagian di antara mereka beralasan.

Perlu diketahui, bahwa permasalahannya tidak sesederhana itu, sebab ini menyangkut tauhid dan syirik yang berkaitan dengan status keislaman seseorang serta ancaman Allah terhadap para musyrikin. Jika apa yang mereka lakukan adalah memang bentuk sedekah, maka tentu Allah dan Rasulullah akan membiarkan orang-orang jahiliyah mengerjakan hal semacam itu, sebab mereka masih mengakui rububiyah Allah. Letak permasalahannya bukanlah pada apa yang mereka sembelih atau mereka sede-kahkan (menurut mereka), namun pada tujuan untuk siapa sembelihan dan persembahan itu dilakukan.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah mengisahkan seseorang yang masuk neraka karena seekor lalat, dan masuk surga karena seekor lalat. Beliau bersabda,
"Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula." Para shahabat bertanya," Bagaimana hal itu ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tak seorang pun dapat melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban. Ketika itu berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut,"Persembahkanlah korban kepadanya." Dia menjawab,"Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya." Mereka pun berkata kepadanya lagi," Persembahkan meskipun seekor lalat." Lalu orang tersebut mempersembahkan seekor lalat dan mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanan, maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian mereka berkata kepada yang lain," Persembahkanlah korban kepadanya." Dia menjawab" Tidak patut bagiku mempersembahkan sesuatu kepada selain Allah Azza wa Jalla." Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya orang ini masuk surga."

Perhatikan bagaimana kondisi orang yang melakukan persembahan kepada selain Allah di dalam hadits di atas. Dia tidak dengan sengaja meniatkan persembahan itu, sekedar untuk melepaskan diri dari perlakuan buruk para pemuja berhala itu, dan hanya persembahan seekor lalat, namun ter-nyata telah menjerumuskannya ke dalam neraka.

Jika demikian, maka bagaimana halnya dengan yang mela-kukan penyembelihan untuk selain Allah, lebih dari seekor lalat atas ke-mauan dan niat sendiri?

Bahaya Tumbal Dan Sesajen

Tumbal dan sesajen adalah syirik dan berbahaya, sama bahayanya dengan kemusyrikan yang lain, di antara bahaya itu adalah:

1. Merupakan Pelecehan Terhadap Martabat Manusia

Apabila seseorang menyembah kepada sesama makhluk, yang tidak dapat memberikan manfa’at dan menimpakan bahaya, maka berarti telah menjatuhkan martabat kemanusiaannya ke tempat yang terendah. Allah telah memuliakan manusia dan menga-runiai akal kepada mereka, maka apakah layak dan pantas seorang yang berakal dan terhormat menyembah dan merendahkan diri di hadapan patung, pohon, jin, khadam, keris, batu dan yang semisalnya. Maka tidak ada pelecehan terhadap martabat manusia yang lebih parah daripada kemusyrik-an.

2. Membenarkan Khurafat

Dari keyakinan syirik inilah muncul berbagai khurafat yang tersebar di masyarakat, mitos dan legenda yang penuh dengan takhayul, kisah-kisah yang sama sekali tidak bisa diterima oleh akal sehat dan tidak dapat dibenarkan oleh hati nurani manusia.

3. Syirik adalah Kezhaliman Terbesar.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
"Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zhalim." (al-Baqarah: 254)
Juga firman-Nya yang lain,
"Sesungguhnya kemusyrikan itu adalah kezhaliman yang besar." (Lukman: 13)

Adakah kazhaliman yang lebih besar daripada sikap seseorang yang diciptakan oleh Allah tetapi justru menyembah kepada selain Allah? Atau orang yang diberi rizki oleh Allah namun justru bersyukur dan memuja kepada selain Allah?

4. Syirik Menimbulkan Rasa Takut

Orang musyrik tidak memiliki keteguhan dan rasa percaya kepada Allah, sehingga hidupnya penuh dengan kegelisahan, jiwanya labil dipermainkan oleh klenik, khurafat dan takhayul. Dia selalu diliputi ketakutan, takut akan segala-galanya dan terhadap segala-galanya, dan inilah kehidupan yang sangat buruk.

5. Menjerumuskan ke Neraka

Kemusyrikan merupakan penyebab utama untuk masuk neraka, Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.” (QS. 5:72)
Firman-Nya yang lain, artinya,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (an-Nisa: 48)
Wallahu a’lam bish shawab.

Bahan bacaan: Ma la Yasa’ul Muslima Jahluhu, terjemah Kitab Tauhid

Memuji Nabi Shallaahu Alaihi Wasallam Secara Berlebihan

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling mulia di muka bumi. Seorang Rasul satu-satunya yang memiliki syafa'at agung pada hari Kiamat. Orang yang pertama kali membuka pintu Surga. Seorang yang diakui ketinggian akhlaknya oleh para sahabat bahkan hingga oleh orang-orang yang memusuhinya. Seorang hamba yang karena keluhuran akhlaknya mendapat pujian langsung dari Allah dalam firmanNya, artinya: "Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) berada dalam budi pekerti yang agung."

Meski demikian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang kita memujinya secara berlebihan. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Jangan memujiku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani memuji berlebihan kepada Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba maka katakanlah, hamba Allah dan RasulNya'." (HR. Al-Bukhari).

Apa al-ithra' (memuji berlebihan) itu?

Al-Ithra' yang dilarang adalah memuji berlebihan dan melampaui batas hingga terjerumus pada yang haram, kebatilan, dusta bahkan syirik. Batas syirik inilah yang dilanggar orang-orang Nashrani hingga mereka mengatakan, 'Isa bin Maryam 'alaihissalam adalah Allah, atau putra Allah atau salah satu dari yang tiga'.

Menunjukkan keharamannya

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang kita memujinya secara berlebihan bukanlah sikap merendah (tawadhu') Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tetapi suatu syari'at yang menegaskan diharamkannya hal tersebut. Keharaman al-ithra' ini, bahkan ditegaskan Nabi shallallahu 'alaihi wasallamdalam banyak kesempatan.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata:
" Wahai Muhammad, wahai tuan kami, putra dari tuan kami, orang terbaik kami dan putra dari orang terbaik kami."
Maka serta merta Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyangkal:
" Wahai manusia, berhati-hatilah dengan ucapan kalian, dan jangan terpedaya oleh setan. Saya adalah Muhammad bin Abdullah, hamba Allah dan RasulNya. Demi Allah, sesungguhnya aku tidak menyukai kalian menyanjungku melebihi kedudukan yang telah diberikan Allah kepadaku." (HR. Ahmad)

Dalam kisah delegasi suku Bani Amir, di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ada yang menyanjung:
"Di tengah-tengah kita ada Nabi yang mengetahui apa yang (akan terjadi) besok."
Maka spontan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengingkari perkataan tersebut seraya bersabda: "Tinggalkanlah yang ini." (HR. Al-Bukhari).

Dalam riwayat Ibnu Majah ditambah-kan:
"Tidak ada yang mengetahui apa yang (akan terjadi) besok kecuali Allah."

Kenyataan kaum muslimin

Kebodohan yang melanda Ummat Islam tentang din (agama)nya menjadikan sebagian mereka terjerumus pada syirik ketika memuji Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Di antara mereka, ada seorang penyair yang memuji Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam sya'ir Ya Rabbi bil ..dengan mengatakan:
"Wahai (Nabi), makhluk yang paling mulia, kepada siapa aku berlindung, selain kepadamu, ketika terjadi bencana yang merata."

Bagaimana bisa penyair itu mengatakan demikian, padahal tidak kepada seorang pun kita boleh berlindung kecuali kepada Allah saja?

Penyair tersebut ucapannya mengandung syirik besar.
Penyair yang sama juga mengatakan :
" Sesungguhnya di antara kedermawanan-mu (wahai Nabi) adalah dunia seisinya. Dan di antara ilmumu adalah ilmu Lauhul Mahfuzh dan Al-Qalam (takdir)."

Penyair itu menempatkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam kedudukan yang tak terjangkau akal sehat serta mengira bahwa Nabi shalllallahu 'alaihi wasallam mengetahui hal-hal ghaib. Padahal Allah berfirman, artinya: "Katakanlah, tidak seorangpun di langit dan di bumi mengetahui yang ghaib kecuali Allah." (An-Naml: 65).

Apa yang dilakukan oleh penyair tersebut, juga oleh orang-orang sejenisnya bukanlah karena kecintaan mereka yang mendalam kepada Nabi, tetapi lebih karena kebodohan mereka.

Sebaliknya generasi pertama, seperti para sahabat, tabi'in dan para ahli ilmu, mereka adalah orang-orang yang sangat memuliakan Nabi dan yang paling dalam kecintaan mereka kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam . Tetapi meski demikian, mereka tidak pernah terjerumus kepada sanjungan yang berlebihan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .

Sebagai contoh adalah pujian sahabat Hasan bin Tsabit kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam . Dalam syairnya, Hasan bin Tsabit mengatakan:

" Tidaklah orang-orang terdahulu kehilangan (seseorang) seperti kehi-langan Muhammad, tidak pula akan ada yang kehilangan seperti kehilangan beliau hingga hari Kiamat."

Haramnya al-ithra'

Sebagian orang mengira, al-ithra' (pujian berlebihan) yang dilarang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah yang sampai pada derajat menuhankan beliau shallallahu 'alaihi wasallam , sebagaimana yang dilakukan orang-orang Nashrani terhadap Isa bin Maryam 'alaihissalam, adapun selainnya maka dibolehkan.

Ini adalah pemahaman keliru. Pema-haman ini dibantah oleh sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :
"Maka katakanlah, 'hamba Allah dan RasulNya'."

Dalam hadits tersebut, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang pujian yang diharamkan, lalu menunjukkan hendaknya pujian itu tidak melampaui kedudukannya sebagai hamba Allah yang tidak bisa mendatangkan manfaat atau madharat, baik untuk dirinya atau pun orang lain. Allah berfirman, artinya: "Katakanlah (wahai Muhammad), 'Aku tidak bisa memiliki (mendatangkan) manfaat maupun madharat untuk diriku kecuali jika dikehendaki oleh Allah." (Al-A'raf: 144).

Adapun keistimewaan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam atas segenap manusia yang lain adalah bahwa Allah memilihnya untuk mengemban risalah dan amanat wahyu, sebagaimana firman Allah, artinya: "Katakanlah (wahai Muhammad), 'Sesungguhnya aku hanya-lah adalah manusia biasa seperti kalian, yang diberikan wahyu kepadaku." (Al-Kahfi: 110).

Tindakan prefentif (penjagaan)

Larangan memuji berlebihan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menjaga Ummat Islam agar tidak terjerumus pada hal-hal yang diharamkan.

Sama halnya ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang laki-laki berkhalwat (berduaan) dengan wanita bukan mahramnya. Ini adalah bentuk penjagaan agar umat Islam tidak terjerumus pada perbuatan zina.

Upaya prefentif terbesar yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah penjagaan agar Ummat Islam tidak terjerumus pada perbuatan dosa terbesar, yaitu syirik. Sedangkan sarana termudah yang menjerumuskan orang kepada syirik adalah mengagung-agungkan orang-orang shalih dari kalangan para Nabi , wali, dan ulama secara berlebihan. Baik dalam bentuk ucapan dengan memuji mereka secara berlebihan, atau dalam bentuk tindakan dan ini yang lebih banyak terjadi dengan berbagai macamnya. Dan yang paling umum terjadi adalah dengan mengagungkan kuburan mereka, membangunnya dan menjadikannya sebagai tempat ibadah.

Inilah yang sangat dilarang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sampai-sampai sebelum sakaratul maut, beliau shallallahu 'alaihi wasallam menyatakan:

" Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani, mereka menjadikan kuburan para Nabinya sebagai tempat ibadah (masjid). Aisyah berkata, 'Beliau memperingatkan dari perbuatan mereka'." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Sahabat Jabirzmeriwayatkan: "Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang mengapur kuburan dan membangun (sesuatu) di atasnya." (HR. Muslim).

Dan masih banyak lagi hadits lain yang melarang pengagungan berlebihan kepada manusia. Itu semua untuk menjaga Ummat Islam agar terbebas dari syirik. Amin. (Disadur dari Silsilah Manahij Dauratil Ulum Asy-Syar'iyyah wal 'Arabiyyah, Ainul Haris)

Kemusyrikan dan Ziarah Kubur

Menziarahi kubur orang Islam itu disyari'atkan bahkan disunnahkan. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wasalam menziarahi kuburan di Baqi' (kuburan kaum muslimin di Madinah), dan demikian pula kuburan para syuhada' perang Uhud. Nabi Nabi shallallahu 'alaihi wasalam berkata:

artinya:"Semoga keselamatan (dilimpakan) atas kalian wahai penghuni kubur dari orang-orang Mukmin dan Muslim, sedangkan kami insya Allah akan menyusul kalian, kami mohon kepada Allah (semoga) untuk kami dan kalian (diberi) afiat. " (Hadits dikeluarkan oleh Muslim 975 dari Buraidah).

Pada mulanya dulu Nabi shallallahu 'alaihi wasalam melarang ziarah kubur, kemudian beliau membolehkannya dengan sabdanya:

artinya: "Dahulu saya telah melarang kalian ziarah kubur, maka (kini) ziarahlah kalian padanya karena sesungguhnya itu mengingatkan kematian." (HR Muslim 977, At-Tirmidzi 1054, At-Thayalisi 807, Ibnu Hibban 3168, Al-Hakim 12/375, Abu Daud 3235, dan Ahmad 5/359).

Dan dalam riwayat yang lain:
artinya:"...maka (kini) ziarahlah kalian padanya karena sesungguhnya (ziarah kubur) itu menzuhudkan (menjauhkan diri dari kecintaan) terhadap dunia dan mengingatkan akhirat." (HR Ibnu Majah dalam sunannya, nomor 1571).

Hadits-hadits tentang ziarah kubur itu diriwayatkan dalam kitab Shahihain —Al-Bukhari dan Muslim—, Sunan At-Tirmidzi dan lainnya. Kese-luruhan hadits-hadits tersebut ada di kitab Misykatul Mashabih 1/154.
Ziarah kubur itu ada dua macam: Syar'iyah (di-syari'atkan) dan syirkiyah (termasuk kemusyrikan).

Ziarah kubur yang Syar'iyah

Ziarah kubur yang disyari'atkan dalam Islam adalah berziarah ke kubur Muslimin, dan mengucapkan salam atas mereka, mendo'akan untuk mereka agar diberi ampunan dan maghfirah, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits. Dan hendaklah kamu mengambil pelajaran (i'tibar) dengan keadaan mereka dahulunya bahwa mereka dulu begini dan begitu, mereka adalah nabi -nabi, wali-wali, orang-orang shalih, raja-raja, umara' (pemimpin pemerintahan) dan orang-orang kaya. Mereka telah mati, telah dipendam, telah menjadi tanah, dan mereka telah menjumpai apa yang telah mereka perbuat baik berupa kebaikan atau keburukan.
Jadi, ziarah kubur itu tidak untuk mengambil pelajaran dan menebalkan sikap meterialistis yang mementingkan kehidupan dunia ini. Karena kehidupan di dunia ini adalah tipuan dan tidak kekal, sedangkan kita semua akan mati dan akan dikubur. Maka sebaiknya kita tidak tertipu oleh gebyar dan kesenangan dunia. Inilah hakikat ziarah kubur yang syar'i itu.

Ziarah kubur yang syirkiyah

Adapun ziarah kubur yang syirkiyah atau menyekutukan Allah dan sangat dilarang dalam Islam adalah apabila peziarah menciumi kuburan, atau sujud di atasnya, atau mengusap-usapnya, atau memanggil-manggil penghuninya, atau minta pertolongan padanya (istighatsah dengan kubur), atau minta keselamatan (istinjad) padanya, atau bernadzar (misalnya kalau sukses usahanya maka akan mengadakan penyembelihan) untuk kubur, atau menyangka/ meyakini bahwa (mayit) yang dikubur itu bisa memberi manfaat atau mudharat padanya.
Ziarah kubur yang model ini adalah bertentangan dengan hikmah disyari'atkannya ziarah kubur itu sendiri. Bahkan itu adalah kenyataan yang dulunya diperbuat oleh ahli jahiliyah. Oleh karena itu dulu Nabi shallallahu 'alaihi wasalam melarang ziarah kubur.

Menjauhi syirik itu mutlak

Allah memerintahkan semua manusia agar memurnikan ibadahnya hanya untuk Allah, sedang Dia menciptakan seluruh manusia hanyalah untuk beribadah kepadaNya dengan ikhlas. Sebagaimana Allah firmankan, artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzaariyaat/ 51:56).

Ketahuilah bahwa ibadah itu tidak sah kecuali bersama tauhid (mengesakan Allah ¥?). Sebagaimana shalat itu tidak sah kecuali beserta thaharah (suci) dan wudhu'. Maka apabila kemusyrikan masuk ke dalam ibadah pasti rusaklah ibadah itu, seperti halnya hadats apabila masuk ke dalam wudhu' maka rusaklah wudhu'nya.
Syirik itu jika mencampuri ibadah maka merusak ibadah , dan menghapus pahala ketaatan, hingga pelakunya termasuk penghuni neraka yang kekal di dalamnya.

Ketahuilah bahwa di antara hal-hal penting yang wajib diketahui adalah: mengetahui syirik. Siapa yang tidak tahu syirik boleh jadi dia terjatuh di dalam kemusyrikan, sedangkan dia tidak tahu! Allah Ta'ala berfirman, artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya." (QS An-Nisaa': 48, 116).
Dalam ayat tersebut Allah Ta'ala menjelaskan bahwa Dia tidak mengampuni hamba yang mati dalam keadaan musyrik. Dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi hambaNya yang Ia kehendaki.

Ayat di atas menunjukkan bahwa syirik adalah sebesar-besar dosa. Karena Allah menjelaskan bahwa Dia tidak mengampuni dosa syirik bagi orang yang belum bertobat (sebelum kematiannya). Sedangkan dosa selain syirik maka ada di bawah kehendak Allah, jika Dia berkehendak, maka Dia akan mengampuni, dan jika Dia berkehendak, Dia akan menyiksanya karena dosanya itu. Dengan demikian wajib bagi setiap hamba untuk takut pada kemusyrikan yang merupakan dosa terbesar itu.

Wajib sama sekali atas setiap Muslim mengetahui dan menghindari syirik itu. Untuk mengetahuinya di antaranya hendaklah dibaca risalah Al-Ushuuluts Tsalaatsah (sudah diterjemahkan dengan penjelasannya, berjudul Penjelasan Kitab 3 Landasan Utama), dan Kitab Tauhid karangan Syaikh Muhammad At-Tamimi (keduanya diterbitkan oleh Darul Haq).
Dalam buku itu disebutkan firman Allah, artinya: "Sesungguhnya barangsiapa menyekutukan Allah maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada seorang pun penolong bagi orang-orang yang dhalim." (QS Al-Maidah: 72).

Nabi bersabda: "Dosa terbesar adalah engkau menjadikan tandingan (sekutu) bagi Allah sedangkan Dia lah yang menciptakanmu." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Syaikh Muhammad Al-Utsaimin menjeaskan firman Allah yang artinya: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukanNya dengan sesuatu pun." (An-Nisaa': 36).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan agar manusia beribadah kepadaNya serta melarang berbuat syirik. Dan ini mengandung pengertian bahwa penyembahan itu hanyalah milik Allah semata.
Barangsiapa tidak menyembah Allah maka dia kafir dan sombong.
Barangsiapa menyembah Allah tetapi juga menyembah selainNya, maka dia kafir dan musyrik.
Barangsiapa menyembah Allah saja, maka dia orang Muslim yang sesungguhnya.

Syirik ada dua macam: besar dan kecil.

Syirik besar yaitu menyekutukan Allah dengan selainNya yang menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam. Lebih jelasnya, syirik akbar (besar) yaitu menjadikan tandingan atau sekutu terhadap Allah dalam hal beribadah, berdoa, atau mengharapkan, atau takut, atau cinta, dalam memperlakukan tandingan itu seperti memperlakukannya kepada Allah. Atau memperlakukan tandingan itu dengan perlakuan jenis ibadah. Itulah syirik yang Allah haramkan atas pelakunya untuk masuk surga, sedang tempatnya adalah neraka.

Syirik kecil adalah setiap pekerjaan: ucapan atau tindakan yang dinyatakan oleh syara' bahwa termasuk perbuatan syirik, namun tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam. Lebih jelasnya, syirik ashghar (kecil) adalah seluruh perkataan dan perbuatan yang menjadi perantara kepada syirik besar, seperti bersumpah dengan selain Allah, riya' , beramal tidak ikhlas karena Allah. Riya' yaitu menampak-nampakkan (pamer) kebaikan agar dipuji orang. Nabi n mengungkapkan kekhawa-tirannya terhadap sahabatnya akan adanya riya' pada mereka, karena riya' itu paling banyak dan disenangi oleh jiwa manusia dan paling mudah dilakukan. Kalau sahabat yang imannya sangat tebal saja diperingatkan dengan kekhawatiran Nabi n akan adanya syirik kecil (riya') itu pada mereka, maka umat Islam hendaknya lebih khawatir adanya syirik besar dan kecil karena lemahnya iman. Sedangkan berziarah kubur yang sampai memberlakukan kuburan sebagai jenis yang diibadahi dan dimintai tolong itu jelas satu jenis kemusyrikan. Maka apakah tidak pantas untuk dikhawatiri.

Syirik yang kecil (ashghar) pun sangat ditekankan untuk dihindari, apalagi syirik besar (akbar). Maka perbuatan yang menjurus kepada kemusyrikan wajib dihindari. Demikian pula ziarah kubur yang menjurus kepada kemusyrikan, wajib pula dihindari. Ketegasan Nabi SAW yang pernah melarang ziarah kubur itu kaitannya adalah dengan dosa yang paling besar yakni syirik. Selama seseorang belum bisa membersihkan dirinya dari kemusyrikan dalam hal ziarah kubur, maka larangan berziarah kubur tetap berlaku pada orang itu. Dan dia baru tidak dilarang bila memang sudah jelas ziarah kuburnya itu tanpa tercampuri kemusyrikan sedikitpun.


Sumber:
Ajwibah al masaail atstsamaan fis sunnah wal bid'ah walkufr wal iimaan, oleh Al-'allamah as-syaikh Muhammad Sulthan Al-Ma'shumi.
Penjelasan Kitab 3 Landasan Utama, oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
Kitab Tauhid oleh Syaikh Muhammad At Tamimi.
Al-Jami' Al-Farid lil as-ilah wal ajwibah 'ala kitab at Tauhid, oleh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al Jarullah.

Masalah Istiwa', Kuburan dan Jimat

Telah sampai berita kepada saya bahwa banyak dari manusia yang terjerumus dalam berbagai kesalahan dalam aqidah, dan hal-hal yang mereka anggap sunnah akan tetapi sebenarnya adalah bid'ah.

Di antaranya adalah pengingkaran istiwa' (semayam) nya Allah serta ketinggiannya di atas Arsy. Padahal dengan sangat jelas Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan hal tersebut di dalam KitabNya yang mulia, di mana Dia berfirman:

"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy." (Yunus : 3)

Allah sebutkan istiwa' (semayam) tersebut pada tujuh tempat dalam kitabNya yang agung, di antaranya ayat di atas. Dan tatkala Imam Malik rahimahullah ditanya tentang hal itu beliau menjawab: "Istiwa (semayamnya Allah) adalah hal yang sudah jelas, sedang bagaimananya adalah tidak diketahui, iman terhadapnya adalah wajib, dan mempertanyakannya adalah bid'ah."

Begitulah yang dikatakan ulama salaf lainnya. Sedangkan istiwa' itu sudah jelas dari segi bahasa Arab, artinya tinggi. Allah telah berfirman, artinya:
"Maka hukum itu milik Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Al-Mu'min: 12)
"Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Dia Maha Tinggi dan Maha Agung." (Al-Baqarah : 255)
"KepadaNya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkanNya." (Fathir: 10).

Pada berbagai ayat, semuanya menunjukkan ketinggian serta jauhnya di atas. Dan sungguh Allah berada di atas Arsy di atas makhluknya. Ini adalah ucapan Ahlus Sunnah Wal Jamaah dari kalangan sahabat Nabi shallallahu alaihi wasalam dan lainnya. Seyogyanya kita meyakini yang demikian dan saling menasehati dengannya, dan memperingatkan orang-orang yang menyelisihinya.

Masalah Masjid di Kuburan
Perkara yang lain adalah mendirikan masjid-masjid di atas kubur dan shalat di sana serta membangun kubah-kubah di atas kubur. Ini semua termasuk perantara-perantara terjadinya syirik. Sungguh Nabi shallallahu alaihi wasalam telah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani karena perbuatan itu sekaligus memperingatkannya. Sabda beliau :

"Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani. Mereka menjadikan kubur nabi-nabi mereka sebagai masjid." (Muttafaqun 'alaih).

"Ingatlah, sesungguhnya yang terjadi pada kaum sebelum kamu adalah mereka menjadikan kuburan nabi-nabi dan kubur orang shalih mereka sebagai masjid. Ingatlah, janganlah kamu jadikan kuburan sebagai masjid karena saya melarang hal itu. (Dikeluarkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya dari hadits Jundub)

Dan diriwayatkan oleh Muslim juga dari Jabir bin Abdillah Al-Anshari radhiallahu anhu , ia berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wasalam melarang mengecat kubur, duduk di atasnya, dan membangun bangunan di atasnya."

Hadits-hadits yang semakna dengan itu masih banyak lagi. Maka seharusnya kaum muslimin waspada terhadapnya dan saling menasihati untuk meninggalkannya, karena Nabi shallallahu alaihi wasalam memperingatkannya, dan karena hal tersebut termasuk sarana menuju kepada penyekutuan Allah dengan penghuni kubur, berdoa kepadanya, istighatsah padanya, minta tolong kepadanya, serta perbuatan-perbuatan syirik yang lain. Telah jelas bahwa syirik itu dosa terbesar, maka seharusnya waspada terhadap syirik dan hal-hal yang mengantarkan padanya. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memperingatkan hambanya dari syirik yang Dia firmankan dalam berbagai ayatNya, di antaranya, yang artinya:

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya." (An-Nisa': 48)

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (Az-Zumar : 65)

"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (Al-An'am : 88).

Ayat-ayat yang menerangkan hal itu jumlahnya masih banyak. Di antara syirik yang besar adalah berdo'a (memohon) kepada mayit, orang gaib (tidak ada di hadapannya, pen), jin, patung, pohon-pohon, bintang, beristighatsah dan minta tolong kepada mereka agar sembuh dari sakit dan terhindar dari bahaya musuh-musuh. Inilah agama orang-orang musyrik terdahulu dari kalangan kafir Quraisy dan selainnya. Seperti firman Allah tentang mereka, artinya:

"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata : "Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah." (Yunus : 18).

"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya. Ingatlah, bahwa kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar." (Az-Zumar : 2-3).

Masih banyak lagi ayat-ayat semakna dengannya. Ini menunjukkan bahwa orang orang musyrik dahulu mengetahui bahwa Allah adalah pencipta, pemberi rizki, pemberi manfaat, pemberi mudharat. Mereka menyembah tuhan-tuhan mereka hanyalah supaya tuhan-tuhannya memberi syafaat kepada mereka di sisi Allah dan supaya bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.

Tetapi Allah mengkafirkan mereka karena hal itu, dan mereka dihukumi dengan kekafiran dan kesyirikan, serta memerintahkan nabiNya untuk membunuh orang-orang musyrik sehingga beribadahnya hanya untuk Allah saja, seperti firman Allah, artinya:

"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah (syirik) lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah." (Al-Baqarah : 193).

Dan sungguh para ulama telah menulis hal itu dalam kitab-kitabnya dan menjelaskan akan hakikat Islam yang Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitabNya. Dan para ulama menjelaskan dalam kitab-kitab mereka tentang sesatnya agama jahiliyah dan aqidah-aqidahnya serta perbuatan mereka yang menyelisihi syari'at Allah. Para ulama itu seperti Abdullah bin Al Imam Ahmad, Imam Besar Muhammad bin Khuzaimah di dalam kitab Tauhid, Muhammad bin Wadhdhah dan imam-imam yang lain. Alangkah bagusnya apa yang ditulis oleh Syaikh Abdur Rahman bin Hasan bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah dalam kitabnya Fathul Majid syarh kitab At-Tauhid tentang masalah tersebut.

Kemusyrikan lainnya
Yang termasuk amalan munkar yang bernafaskan kesyirikan adalah bersumpah atas nama selain Allah seperti sumpah atas nama nabi shallallahu alaihi wasalam , atau manusia yang lain, yang berbau kesyirikan. Nabi shallallahu alaihi wasalam , bersabda:

"Barangsiapa bersumpah dengan nama sesuatu selain Allah, maka sungguh dia telah musyrik." (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dari Umar bin Khathab radhiallahu anhu dengan sanad shahih).

Dan yang termasuk hal-hal haram berbau syirik yang kebanyakan manusia terjerumus di dalamnya adalah menggantungkan jimat dan kekebalan dari tulang atau kerang serta selainnya. Nabi shallallahu alaihi wasalam telah bersabda:

"Barangsiapa menggantungkan jimat, maka Allah tidak akan mengabulkan keinginannya, dan barangsiapa menggantungkan kerang (rumah siput), maka Allah tidak akan memberi ketenangan pada dirinya, dan barangsiapa menggantungkan jimat, sungguh telah berbuat syirik." (HR. Ahmad) .

"Sesungguhnya mantra, jimat, jampi-jampi (pelet) adalah syirik." (HR. Ahmad, Abu Dawud).

Hadits-hadits di atas mencakup kekebalan dan jimat dari Al-Qur'an dan selainnya, karena Rasul shallallahu alaihi wasalam tidak mengecualikan sedikitpun, sedangkan meng-gantungkan sesuatu dari Al-Qur'an adalah perantara terjadinya penggantungan selain Al-Qur'an.

Maka sudah seharusnya hal itu dicegah dalam rangka mencegah jalan menuju syirik, merealisasikan tauhid serta melaksanakan keumuman hadits di atas. Kecuali mantra (ruqyah) yang tidak mengandung syirik, karena Rasulullah shallallahu alaihi wasalam mengecualikannya apabila tidak ada syirik di dalamnya. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda :

"Tidak apa-apa memantra apabila tidak berbau syirik." (HR. Muslim)

Sungguh Nabi shallallahu alaihi wasalam telah memantra sebagian sahabatnya. Mantra yang tidak apa-apa karena termasuk sebab-sebab syari'at itu, apabila berisi bacaan dari Al-Qur'anul Karim atau Sunnah yang shahihah atau kalimat yang jelas yang tidak bernafaskan kesyirikan dan tidak berlafadzkan kemungkaran.

(Diterjemahkan dari kitab Nashihatun Ammatun Lil Muslimin , karya Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz oleh Abu Yahya.)

Kisah Manusia Peramal Bencana

Manusia terkadang mendapatkan anugerah Tuhan yang terbilang luar biasa. Kemampuan supranatural macam meramal atau melihat sesuatu yang tak tampak oleh orang lain pernah dimiliki orang. Silakan anda percaya atau tidak tapi orang-orang serupa itu benar-benar ada - salah satunya adalah Charlotte King.
Sosok seorang ibu rumah tangga asal Oregon, AS itu menjadi istimewa ketika mampu "mendengarkan" aktivitas Bumi. Ia bisa mendengar suara-suara yang sama sekali tak tertangkap oleh telinga manusia umumnya.

Berawal dari kegelisahannya tatkala ia selalu mendengar suara-suara aneh. Keluhannya sama sekali tak digubris oleh sang suami dan dianggap aneh oleh tetangganya. Merasa terganggu, Charlotte pun memeriksakan gangguannya itu ke sebuah sekolah tuna rungu.
Hasilnya Charlotte bisa mendengar suara-suara yang lebih rendah ketimbang yang bisa didengar manusia biasa. Kekuatan suara 10 Hertz - lebih rendah 20 Hertz dari manusia normal - mampu dirambahnya bahkan ini melebihi kemampuan dengar hewan.
Satu ketika ia mendengar satu suara aneh "Ini merupakan perubahan drastis," tuturnya. Suara yang disengarnya teramat kuat dan lantang dengan nada-nada rapat. Ketika nada itu berubah, secara kebetulan Charlotte melihat tayangan terdamparnya ikan paus di pantai Florence, Oregon. Peristiwa ini mengantarnya pada satu pemikiran "apakah paus itu mendengar suar-suara yang kudengar dan mereka pun merasa kebingungan?"
Ternyata buntut suara-suara ini adalah serangkaiian gempa bumi yang ter jadi di Big Bear, California 1988. Fenomena ini tak ayal kian menarik. Pasalnya tiap kali akan terjadi satu bencana, Charlotte merasakan sensasi menyakitkan di tubuhnya. "Ketika akan terjadi gempa bumi berkekuatan 7 skala richter atau lebih, kuping saya akan terasa sakit.
Satu ketika ia mengalami migran berat padahal "sebelumnya saya tidak pernah sakit kepala". Penyakitnya kian parah dan prediksinya: gempa bumi di Alaska berkekuatan enam skala richter atau lebih yang akan terjadi sore hari.

Anehnya sakit itu tak lekas hilang. "Sebenarnya sakit apa ini?" Faktanya:gempa bumi dan letusan Gunung St. Helens. Ia pun bertambah yakin, tiap kali satu gunung (St.Helens) bergolak maka sakit itu hadir pula.
Penyakit-penyakit itu pun makin santer. Charlotte harus mengalami kesulitan berjalan, sakit kepala yang tak kunjung pupus, pendarahan di bawah kulit pada wajah dan tangan bahkan terkadang kehilangan daya nalar. "Sungguh tak nyaman". Hunjaman penyakit itu berujung dengan keluarnya Charlotte dari pekerjaan. Setiap benda dirasanya turut memiliki saham pada penyakitnya.
Charlotte pun menjalani serangkaian tes lain. Di Pusat Penelitian Psikologi, tim peneliti memasukkan Charlotte ke dalam sebuah ruangan baja yang sulit ditembus suara. Ternyata ia bisa dengan mudah mengulangi setiap perkataan di balik pintu baja itu. "Bagi saya, ruang baja itu justru berperan sebagai pengeras suara. Saya bisa mendengar dengan jelas."

Berikut adalah kutipan wawancara Bob Fryer dengan Charlotte King:
Apa yang Anda rasakan saat ini?
Saya sedang menanti sesuatu terjadi (gempa bumi) di Washington mungkin kurang dari 3.5 skala richter.
Apakah sebelumnya Anda pernah mengalami hal serupa?
Tidak, ini pertama kalinya. Saya bisa mendengar sejak tahun 1967 sementara prediksi gempa mulai Agustus 1979 sedangkan sakit berlangsung sejak 1980.

Apakah pernah perkiraan Anda meleset?

Selama ini perkiraan saya akurat 98 persen. Saya malah berharap perkiraan saya meleset. Ini amat mengganggu saya.
Bagaimana masa depan Anda?
Penuh dengan hal-hal yang menyakitkan. Mungkin sebagian besar berawal dari rumah. Ini menyulitkan keluarga saya.
Biasanya apa yang terjadi pada Anda?
Misalnya sewaktu September 1980. Saya sakit parah bahkan tak mampu beranjak dari tempat tidur. Dokter memberikan valium dosis tinggi. Saat itu saya menelepon Channel 2 (salah satu saluran televisi) dan memberitakan kemungkinan letusan gunung. Ternyata yang terjadi adalah 13 letusan gunung berapi di Indonesia. Selanjutnya ketika gempa bumi 5.8 di California mengganggu, saya tidak ragu lagi.

Sebelumnya Anda menyebutkan soal gempa di Australia. Bagaimana Anda tahu soal ini?
Sakit kuping…Saya sulit menjelaskannya. Saya hanya mendengar dan menyaksikan yang terjadi dan memperkirakan tempat berlangsungnya peristiwa. Untuk mengetahuinya hanya merupakan satu proses pembelajaran saja.
Beberapa waktu lalu satu program televisi memberitakan tentang sinyal radio Rusi yang menghalangi jalan kita (AS). Apakah Anda merasakannya?
Sangat. Saya membicarakannya dengan banyakl orang. Saya pun mendeteksi wilayah tertentu kurang dari lima hertz sejauh 20 kai.
Berapa hari Anda merasakan sesuatu sebelum peristiwa itu terjadi?
Biasanya tiga hari.
Apakah Anda mendokumentasikan seluruh aktivitas yang Anda rasakan?
Ya, saya menyimpannya dalam tape recorder jika tidak melalui telepon.
Apakah ini berpengaruh pada cuaca?
Saya bisa mendengar gemuruh guntur jauh sebelum terjadi di wilayah saya. Saya merasakan getarannya juga namun saya tak terlampau memikirkannya.

Teka Teki Manusia Unit dan Digdaya

Manusia listrik, manusia magnet, manusia tahan kubur hanyalah sebagian dari kemampuan aneh yang dimiliki manusia. Bagaimana mereka bisa begitu? Pertanyaan sederhana yang sangat sulit dijelaskan.

Ini bukan cerita rekaan, tetapi benar-benar terjadi seperti dilaporkan oleh TheIndian Journal of Medical and Physical Science yang terbit pada Agustus 1836. Seorang sukarelawan berumur 30 tahun dan mengaku punya kelebihan, dikubur hidup-hidup selama satu bulan dalam dinding persegi panjang 4x1,8 m di Jaisulmer, India. Dua balok kayu dipasang di bagian permukaan. Pintunya ditutup dengan batu bata. Sesudah satu bulan, para peneliti segera memecahkan dinding dan mengangkat orang itu yang masih agak mengantuk. Rahangnya sangat kaku dan harus dibuka dengan sebuah alat dari besi sebelum para peneliti menggelontornya dengan air ke dalam tenggorokannya yang kering. Ia terbangun. Kendati kurus, ia tampak sehat.
Keanehan dan kedigdayaan manusia agaknya tanpa batas. Ketika banyak misteri dalam tubuh satu persatu diungkap, disisi lain banyak lagi rahasia yang masih tak terungkap. Seperti contoh di atas seseorang yang punya kemampuan hibernasi atau tidur tak aktif selama periode tertentu.

Denyut Nadi Menghilang

Agaknya fenomena hibernasi banyak dilakukan oleh berbagai jenis binatang. Salah satunya tupai domestik. Tapi yang mengejutkan ketika pada tahun 1845 keong yang sudah mati asal Mesir dan disimpan di Museum Inggris, hidup kembali pada Maret 1850. Binatang ini kembali melahap rakus daun-daunan yang menjadi kegemarannya.

Manusia sebenarnya tidak bisa melakukan hibernasi. Ada dokter yang mengatakan, dalam kondisi koma pasien mungkin sedang hibernasi. Namun tidak seperti binatang yang bisa bertahan hidup tanpa makanan, orang yang koma akan meninggal relatif cepat tanpa asupan makanan dari intravena. Fakta itu bukanlah berarti manusia tidak bisa hibernasi. Soalnya, tukang sihir asal India telah mempunyai kemampuan mengubur diri selama berabad-abad.

Tahun 1922 dalam kasus lain majalah Scientific melaporkan ihwal Kolonel Townsend asal Dublin yang bisa hidup lagi sesudah "mati". Seorang fisikawan, merekam saat-saat dia akan meninggal.
"Saya merasakan denyut nadinya mengecil secara perlahan, sampai saya tidak lagi bisa merasakan," katanya. Pengamatan itu juga diperkuat dua koleganya, Dr. Baynard dan Dr. Skrine, yang tidak lagi merasakan gerakan dalam dadanya. Bahkan Dr. Skrine merasa ada sedikit tanah keluar dari mulut Townsend. Tim ini bahkan menyimpulkan, percobaan telah dilakukan terlalu jauh, dan mereka merasa puas karena Townsend benar-benar telah meninggal. Tetapi tak disangka Townsend sadar kembali pukul 09.00 esok harinya, dan semua orang melihatnya. Suatu kasus dimana orang dapat mengontrol tubuh.Agaknya pengontrolan tubuh bisa berupa bakat seperti pada diri Townsend atau juga karena pembelajaran dan latihan seperti tukang sihir dari India. Pada 26 Juni 1930, Joe Reno dari sanggar gulat AL menyediakan diri untuk dihipnotis oleh Rajah Yogi, seorang ahli mistik di Dallas, Texas. Dia tidur, dibaringkan di peti selama 17 hari tanpa makanan dan air. Sesudah itu ia bisa bangun dalam keadaan segar. Hanya 15 menit sesudah "dibangkitkan" oleh Rajah Yogi ia bermain gulat kembali.
Selama bertahun-tahun hibernasi telah dijadikan objek studi. Akhirnya, terbukti hibernasi terjadi dalam kontrol kesadaran dan menurut dugaan berjalan dalam fungsi yang tidak sengaja - seperti embusan napas, sirkulasi darah, pencernaan, dan metabolisme. Tes laboratorium pada yoga dan zen membuktikan, fungsi-fungsi itu bisa dipengaruhi jika diinginkan. Dengan kontrol semacam itu, adalah mungkin membuat mahluk hidup menjadi netral, dibuat terkubur dalam keadaan yang menyenangkan dan tidak membahayakan.

Perbedaan pokok antara manusia dan binatang dalam hibernasi adalah binatang bisa hidup dalam hitungan bulan sementara manusia masih dalam hitungan hari.

Mulutnya dilas

Contoh kedigdayaan lain yang dimiliki manusia adalah fenomena tahan sakit. Suatu tindak kekerasan yang biasanya dilakukan pada diri sendiri, misalnya memelintir, mencungkil pipi. Menggambar dengan pipinya sendiri, dsb.

Di Candi Kataragama, Sri Lanka, setiap tahun diadakan festival keagamaan di mana anggota sekte itu saling melukai. Memaku lidah di papan, berdiri diatas bakiak berpaku, menusuk muka dengan pisau, dan bergantung berjam-jam dengan pancing yang dikaitkan pada pantat atau kail. Mereka bisa merasa tindakan itu tidak membahayakan dan menyakitkan.
Sementara di dunia Barat tidur diatas bantal yang berpeniti sangatlah populer, seperti juga Leona Young, New York, yang mencengangkan banyak orang lantaran tubuhnya tahan panas dan tahan las.

Mengapa orang-orang itu tidak merasa sakit? Salah satu misteri yang sangat jarang terjadi adalah yang disebut dengan congenital, kondis medis di mana seseorang tidak merasa sakit. Congenital juga dijumpai dalam abad ini dan masihmenimbulkan teka-teki di kalangan dokter. Salah satu contoh nyata tercatat tahun 1887. Waktu itu seorang pasien tangannya diamputasi tanpa anestesi. Selama operasi ia tak menunjukkan tanda-tanda sakit, bahkan ia merasa tangannya tak dipotong.

Fenomena antisakit ini mungkin bisa dibedakan atas dua atau tiga kategori. Kelompok pertama adalah orang yang merespons rasa sakit dalam kondisi normal, tetapi dalam kondisi tidak normal ia bebas dari rasa sakit. Salah satu contoh adalah Napoleon Bonaparte. Ketika mendadak harus dioperasi dalam salah satu pertempuran, ia tidak merasakan sakit setelah mengisap cerutu kegemarannya. Keberanian dalam kondisi yang sulit seperti dalam pertempuran kadang muncul secara tak terduga.



Survai membuktikan, 70 % tentara yang terkena peluru atau pecahan logam di medan perang tidak merasa sakit pada saat itu. Ini dipercaya karena tubuh memproduksi endorphin - bahan yang dihasilkan tubuh yang bisa menekan rasa sakit. Bahan ini juga sering dijuluki sebagai opium alam yang dihasilkan oleh otak. Dalam keadaan yang luar biasa otak akan dipicu untuk memproduksi hormon yang berfungsi untuk memblokade rasa sakit itu.
Ada yang berpendapat, orang-orang tertentu bisa mengontrol pengeluaran endorphin. Ini adalah mekanisme yang sama seperti ketika tubuh mengontrol hibernasi.
Pada awal tahun 1970 Elmer dan Alyce Green asal AS melakukan pengetesan pada Jack Schwarz, seorang yang mengaku berani menikam diri tanpa mengeluarkan darah setetes pun. Pada saat percobaan berlangsung, kepala Jack dihubungkan dengan alat yang bisa mengukur pola aktivitas otak atau EEG. Sebelum percobaan otak Jack dalam keadaan beta (kondisi aktivitas mental dan konsentrasi). Ketika ia menusukkan logam tajam sepanjang 6 inci ke dalam otot bisepnya, pola gelombang otaknya berubah menjadi alfa (bangun, tetapi dalam keadaan rileks). Rupanya ia bisa mengubah pola pikirannya dari perasaan sakit ke kondisi yang lebih santai.
Green masih belum mengerti benar, mengapa darah begitu cepat membeku di tempat yang dilukai. Agaknya Jack bisa mengontrol semuanya. Ketika ia berkata, "Sekarang telah berhenti maka tertutuplah lukanya.

Manusia listrik

Di samping hal-hal ajaib diatas, tubuh manusia juga menyimpan kemampuan aneh seperti di bawah ini:

Kemampuan super

James Aagaard asal Ord, Nebraska, yang menjelajahi bagian barat Kanada pada tahun ^30an mempunyai suara yang dapat terdengar sampai sejauh 6 mil ( 9.654 mu^jizat). Sementara itu pada tahun 1880, dua orang ahli asal Perancis dicengangkan oleh seorang anak yang bisa secara sempurna menerka halaman-halaman buku yang dipilih secara acak oleh orang lain.

Badan ganjil

Ada banyak kondisi medis yang dikenal sangat aneh, misalnya saja orang yang punya keringat berwarna seperti pelangi atau Chromidrosis. Sedang Poikilothermish adalah tubuh dianugerahi dengan kepandaian seperti belut berlistrik. Mereka dapat menyimpan listrik lalu meninggalkan voltase dengan sentuhan tangan. Banyak orang lahir dengan kemampuan seperti itu dan bertahan selama beberapa waktu. Pada tahun 1953 Majalah Prediction melaporkan tentang bayi listrik yang membuat terkejut dokter. Bayi itu mempunyai tegangan yang tinggi selama 24 jam.
Pada tahun 1988 Xue Dibo (36) asal Urumqi, Cina, merasakan sensasi aneh. Setiap kali ia menyentuh orang, maka orang itu terkejut karena tersetrum.



Manusia magnet

Banyak manusia listrik ternyata juga mempunyai kemampuan magnetis. Salah satu yang paling ekstrem, dicatat atas nama Frank McKinstry dari Joplin, Missouri. Ia bisa menarik benda apa saja di pagi hari. Akibatnya, ia tak dapat berpindah karena tubuhnya penuh dengan berbagai logam yang menempel. Sementara pada tahun 1994, Erika Zur Stinberg, seorang ibu rumah tangga dari Bochum, Jerman, menyadari ia mempunyai kemampuan magnetis sesudah melihat dokumentasi TV tentang wanita magnetis Rusia. Sambil bergurau, Erika mengambil garpu, dan mendapati semuanya tetap tinggal di situ. Lalu dia menambah barang-barang lain sampai dia seperti dapur. Manusia magnet memang sangatlah jarang. Pada tahun 1991, agen berita Bulgaria melaporkan lebih dari 300 orang melakukan demonstrasi menarik benda-benda logam ke tubuhnya.

Science melaporkan serangkaian eksperimen yang dipimpin oleh Dr. W. Simon pada Louis Hamburger, asal Baltimore pada tahun 1889. Ujung jari Hamburger - yang bersih dan kering - bisa mengambil logam, batu, karet, kayu, kaca, dan bahan-bahan lain, cuma dengan menyentuhnya. Dia bisa mengangkat 5 lb ( 2,5 kg) segampang mengangkat bambu.

Fiery breath

Pada tahun 1882, seorang dokter bernama L.C. Woodman mempelajari seorang bernama W.M. Underwood asal Paw Paw, Michigan, yang mempunyai napas panas. Hal itu dilaporkan dalam Scientific American yang mengungkapkan Underwood dapat menyalakan gulungan kertas hanya dengan mengembuskan napas, tanpa meniupnya dan tanpa api. Dokternya tidak bisa menjelaskan fenomena ini. Yang pasti, apa yang dilakukan Underwood bukanlah penipuan karena ia tidak menyiapkan kertas, mencuci mulut, membasuh tangan, dan selalu meminta diperiksa secara teliti sebelum demonstrasi.

Pandangan sinar-X

Zheng Xiangling (31) asal Beijing, yang berkunjung ke Barat mendemontrasikan pandangan matanya yang luar biasa pada tahun 1988. Zheng bekerja berdampingan dengan seorang dokter di kantor staf umum kantor ketentaraan dan mengatakan bisa melihat organ dalam pasien. Tulang-tulang berwarna terang dan kenampakan tiga dimensi.
Rumor yang beredar menyatakan, langganan Zheng juga para pejabat tinggi Cina, termasuk Deng Xiaoping. Banyak orang bertanya bagaimana ia sampai punya kemampuan seperti itu, tetapi ia tidak mau menceritakannya.

Hal lain yang dicatat adalah seorang pengemudi crane, Ny. Yuliya Vorobyeva asal Donetsk di Ukraina, yang laporannya dimuat di Koran Izvestia, Ukraina. Pada Maret 1978, Vorobyeva secara tidak sengaja terkena listrik bertegangan 380 volt ketika bekerja di pertambangan. Dia dinyatakan meninggal dan diletakkan di kamar mayat selama 2 hari. Tetapi ketika autopsi dilakukan, darah keluar, kepalanya mulai bergoyang, dan ia hidup kembali.
Dalam keadaan segar Vorobyeva bisa mengeluarkan kemampuannya, melihat organ dalam manusia dengan mata telanjang. Seperti halnya Zheng, Vorobyeva diberi penghargaan medis - bekerja sebagai pendamping dokter di RS Donetsk. Ia sukses luar biasa, terutama mendiagnosis penyakit yang jarang diderita seperti pankreas. Temannya Dr. A. Svedlerova mengatakan, Vorobyeva tak pernah membuat kesalahan.