2006-06-25

Manusia Pembaharu

Seseorang belum mulai hidup sampai ia mampu bangkit diatas kepedulian perseorangan sempit dan terbatasnya menuju perhatian yang lebih luas terhadap seluruh umat manusia.
~ Martin Luther King, Jr.

Manusia butuh figur-figur anutan. Bagusnya, pada setiap jaman di setiap tempat di muka bumi ini memang lahir figur-figur seperti itu. Ini sangat patut kita syukuri. Sayangnya, tidaklah banyak orang yang sadar dan tahu kalau figur-figur seperti itu sebetulnya sudah hadir di sekitar mereka, hanya lantaran figur-figur itu tidak berkiprah langsung di tataran “meanstream” dari masyarakat yang butuh anutan dan reformasi itu sendiri. Al hasil, bukannya dimanfaatkan dengan baik dengan mensinergikannya, kita malah ikut-ikutan meniup “nyala” yang sudah bersinar itu. Dan sekali lagi, itu kita lakukan hanya lantaran ketidak-mampuan kita di dalam melihat dan mendengar serta merasakan kehadiran beliau-beliau itu.

Komunitas tradisional dan moderen manapun, umumnya menatap sesuatu yang baru, kalau tidak dengan tatapan penuh curiga dan sirik, akan menatap dengan kekaguman irrasional. Sungguh tidak banyak orang yang mampu menatap secara proporsional. Padahal, hanya dengan menatap secara proporsional sajalah kita bisa meraih manfaat yang sebesar-besarnya dari kehadiran apapun yang baru di sekeliling kita. Dan hanya dengan demikian, kita bisa menjadi benar-benar hidup dan pada saat yang bersamaan membiarkan semuanya hidup. Menatap sesuatu yang baru dengan cara-cara kuno kita itu,
hanya akan membunuhnya, hanya akan memberhalakan dan memfosilkannya.

Saya melihat “modernisasi” telah mengalami distorsi hebat di dalam pemaknaan dan penyikapan akhir-akhir ini, dimana ia sudah sedemikian terkaburkan dan tercampur-adukkan dengan “trend”. Kebanyakan orang merasa dirinya moderen kalau mereka tampil trendy, walaupun di dalam bukan-main kolotnya. ‘Asal tampak trendy’; itulah ukuran moderen dari kebanyakan orang belakangan ini. Hanya jika kita bisa melihat kekonyolan ini, kita bisa menjadi manusia moderen, manusia-manusia pembaharu. Bila tidak, apapun yang kita sentuh, apapun yang kita geluti hanya akan jadi fosil-fosil sejarah peradaban umat manusia. Sedihnya adalah, tanpa sepenuhnya disadari, sudah terlalu banyak hal dan manusia-manusia besar yang kita balsem, yang kita mumi-kan dan fosil-kan.